Namun Hamndani menyayangkan, meskipun tabloid Indonesia Barokah bisa digolongkan sebagai bentuk kampanye hitam, tetapi oleh Bawaslu dikatakan tabloid tersebut tidak mengandung unsur pidana Pemilu.Â
"Malah yang harus diwaspadai adalah bukan soal isi tabloidnya tetapi kelemahan pemerintah dan pihak terkait dalam penegakan aturan dan hukum," tulisnya. (baca selengkapnya)
5. "Indonesia Barokah" dan Umat Islam yang Terbelah
Komoditas agama yang dijadikan alat bagi kepentingan politik, bagi Syahirul Alim, ternyata marak dan bahkan mungkin menjadi bisnis politik yang paling menggiurkan.Â
"Islam utamanya, terus mendominasi panggung politik, dibuat sedemikian rupa dengan berbagai cara agar dapat diterima dalam ruang publik," tulisnya.
Tapi ada yang menjengkelkan, menurutnya. Maraknya narasi Islam yang terus dijadikan komoditas politik rentan memecah belah umat pada level tertentu.Â
Sebab, tak semua umat muslim suka politik, dalam pandangannya ada saja yang menunjukkan sikap apatisnya bahkan mungkin menjauhi realitas politik kekuasaan (baca selengkapnya).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H