"Maklum, media ini hadir di tengah kampenye berlangsung. Karenanya, artikelnya pun disebut-sebut berisi kampanye hitam," lanjutnya.
Dengan penamaan "barokah" ini Edy Supriatna teringat akan istilah serupa, yakni Kamar Barokah. Apa itu "Kamar Barokah" yang dimaksud?
Istilah kamar barokah itu berawal dari pasangan suami-isteri (sah) yang pulang dari Tanah Suci dan mencari kamar kosong di sejumlah pondokan (hotel) untuk ditempati sebelum beranjak pulang ke Tanah Air.
Biasanya usai pelaksanaan wukuf, anggota jemaah haji mencari kamar barokah (baca selengkapnya).
3. Dampak Tabloid Indonesia Barokah Mirip Penganiayaan Ratna Sarumpaet, Siapa Dalangnya?
Jika melongok "blog keroyokan" Indonesiabarokah.com, tulis Gatot Swandito, memang di situ terdapat logo yang mirip dengan logo yang digunakan oleh tabloid Indonesia Barokah.Â
Namun, yang kemudian menjadi pernyataan adalah apakah adanya kesamaan nama dan logo merupakan bukti jika tabloid IB adalah versi cetak dari situs Indonesiabarokah.com?
Gatot Swandito berpendapat bahwa itu tidak ada keterkaitan sama sekali. Karena, tulisnya, Indonesiabarokah.com berisikan konten-konten berbau agama dan nyaris tidak tercium aroma politik praktis pada setiap unggahannya.Â
Ia menambahkan, Wajah Indonesiabarokah.com ini bisa dilihat dari katagori pada lamannya. Sedangkan Tabloid Indonesia Barokah berbanding tebalik dengan itu.
"Isi dari tabloid IB lebih memosisikan diri sebagai media politik. Pada versi PDF tabloid IB terdapat judul-judul yang berbau politik," lanjutnya (baca selengkapnya).
4. Indonesia Barokah dan Obor Rakyat, Biarkan Saja Karena Itu Barokah bagi Kecerdasan Rakyat
Habis Obor Rakyat terbitlah Indonesia Barokah, begitu Hamdani mengibaratkan polemik ini.
Bukan tanpa sebab, menurutnya visi dan misinya sama. Jika Tabloid Obor Rakyat melakukan fitnah dan menyerang Jokowi-Jk. Maka tabloid Indonesia Barokah menyerang Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.