Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Kiat-kiat Membaca Puisi Cinta

15 Oktober 2018   23:23 Diperbarui: 23 Oktober 2018   02:19 2609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itulah, ketika membaca puisi (tentang) cinta (2) baca pula simbol-simbol yang diberikan penyair. Kisah boleh mendayu, tapi tidak dengan simbolnya. Bisa saja puisi (cinta) begitu rumit, karena terlalu simbolis.

Sebagai contoh, untuk menggambarkan patah hati saja bisa banyak elemen yang muncul. Masih menggunakan puisi dari Pablo Neruda --tapi yang lain-- yaitu puisi panjang A Song of Despair:

The memory of you emerges from the night around me.
The river mingles its stubborn lament with the sea.

Deserted like the wharves at dawn.
It is the hour of departure, oh deserted one!

Cold flower heads are raining over my heart.
Oh pit of debris, fierce cave of the shipwrecked.

In you the wars and the flights accumulated.
From you the wings of the song birds rose.

Ini baru empat bait. Tapi, lihat tiap bait tersebut, bagaimana Pablo Neruda memberikan simbol-simbol atas perasaannya: untuk ingatan yang muncul setiap malam, ia simbolkan dengan sungai yang enggan membaur dengan laut. Padahal, seperti yang kita tahu: muara dari sungai adalah laut.

Kemudian pada bait kedua, Pablo Neruda membuat itu semakin rumit: untuk sebuah kesepian, ia membuat simbol dengan dermaga ketika masih pagi. Dan begitu seterusnya.

Simbol-simbol tersebut bisa dimaknai apa saja. Dan memang itulah puisi. Bukan dengan sengaja membuat kesulitan dalam menyampaikan pesan, tapi lebih kepada kenikmatan mengandaikan dengan beragam simbol-simbol baik itu yang berbanding lurus atau terbalik.

Barangkali itu yang membuat puisi menjadi unik daripada jenis kesusastraan lain, bahkan sebuah berita.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun