Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup di Bawah Ketiak "Sugar Daddy"

21 Juni 2018   11:59 Diperbarui: 6 April 2019   21:03 6175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Kompasiana/Margareth Maru

Adakah di antara kita yang menolak hidup enak? Tinggal tunjuk ini-itu, maka semua yang kita inginkan langsung didapatkan. Ini bukan kisah satire dalam lagu Bento. Bukan. Ini semua kisah antara sugar daddy --sebutan untuk pria-pria yang lebih tua umurnya dan mapan-- dengan sugar baby --sebutan untuk perempuan yang dimanja laiknya kakek kepada cucunya.

Kisah antara sugar daddy dengan sugar baby ini kembali muncul di layar-layar linimasa media sosial manakala perbincangan Idulfitri dan Piala Dunia datang dengan hajatnya masing-masing.

Tidak semua orang bisa menjadi sugar daddy, tentu saja, karena tidak semua orang bisa berumur tua dan mapan secara bersamaan. Santi Mulawarman bahkan sampai mengamati bagiamana ciri-ciri sugar daddy itu. Seperti ini:

  1. Penampilannya menarik, kadang tak tampan tapi sudah jelas dia simpatik.
  2. Cara berpakaian rapi, jam tangan mahal menjadi koleksinya. Ini sebagai tanda bahwa uang bukan masalah bagi dia.
  3. Punya pekerjaan yang mapan, punya usaha lain (bahkan banyak usaha) sebagai sumber penghasilannya.
  4. Perkawinannya bahagia, istri cantik, pintar yang hebat, anak-anak cerdas dan sehat.
  5. Sangat murah hati, suka kasih hadiah, bayar apartemen, bayar makan, hotel, liburan, dan kasih uang banyak.

Sugar daddy pada biasanya akan membangun gaya hidup dengan tetap bisa menjaga kemerdekaan dan kontrol atas waktu dan keuangan. Dan yang tidak kalah penting ketika berhubungan dengan sugar daddy yaitu dituntut untuk jujur kepada simpanannya. 

Ada komitmen ketika berhubungan dengan sugar daddy, yaitu tak akan menceraikan istrinya. Hubungan antara sugar baby dan sugar daddy, tidak untuk merusak hubungan rumah tangga yang sudah dibangun.

Para sugar daddy ini, menurut Santi Mulawarman, sadar bahwa menjalani hubungan seperti ini 90% adalah komunikasi lewat telepon. Selain lebih efektif dengan texting, berkomunikasi dengan telepon bisa termasuk juga untuk sexting.

*** 

Jika melihat fenomena sugar daddy, sebenarnya tidak ada --yang kemudian dijadikan istilah-- cewek matre.

Oleh karena itu, menurut Daniela Drake, penulis buku Smart Girls Marry Money: How Women Have Been Duped Into the Romantic Dream - And How They're Paying For It, selama Anda tidak merugikan orang lain (misalnya, Anda merebut pria tersebut dari istri dan anak-anaknya), silakan jalan terus.

Dari buku Sugar Daddy 101: What You Need to Know If You Want to Be a Sugar Baby, Leidra Lawson menerangkan, untuk menemukan pria "juara" layaknya sugar daddy ini tak selalu mudah.

"Anda harus tahu bagaimana dan di mana mencarinya. Salah satunya dengan menaikkan kelas pergaulan Anda. Mengubah gaya hidup tidak berarti Anda harus mengubah apa yang Anda lakukan, tetapi di mana keberadaan Anda," lanjutnya, seperti dikutip dalam majalah Forbes.

Satu di antara banyak cara untuk bertemu sugar daddy yaitu mengunjungi tempat-tempat yang mungkin menjadi tujuan pria-pria mapan berbelanja. Cukup amati barang-barang yang ada di sana, benda apa yang sedang banyak dicari, bagaimana kualitasnya, dan berapa harganya. 

Hal ini berguna ketika suatu hari bertemu dengan sugar daddy dan "nyambung" ketika diajak ngobrol.

Namun, yang tidak kalah penting dari gaya hidup sugar daddy ini adalah wawasan. Sebab pria pintar dan sukses pada umumnya tentu tak ingin berhubungan dengan wanita yang tidak mengikuti perkembangan.

*** 

"Hei mahasiswi! Tingkatkan taraf hidup Anda" dan "Mau dapat uang kuliah? Kencan saja dengan sugar daddy"

Begitu pesan yang tertera di mobil van yang sedang mengampanyekan sebuah situs sugar daddy di Belgia. Menurut laporan yang diturunkan BBC pada September 2017 itu pihak keamanan mencurigai berbagai motif dan strategi guna menarik perhatian perempuan muda.

Tetapi menurut siaran pers yang dikeluarkan situs Rich Meet Beautiful (Si Kaya Ketemu Si Cantik) menjelaskan bahwa, situsnya sama sekali tidak mempromosikan pelacuran, walaupun dia tak menyanggah uang adalah bagian dari setiap hubungan.

Sigurd Vedal, pria asal Norwegia yang menjadi perancang situs tersebut terinpirasi dari film Fifty Shades of Grey. Menurutnya, para perempuan bisa lebih bebas dan mampu mengemukakan tuntutannya.

Nampaknya keinginannya itu bukanlan angan-angan belaka. Sebab, sejak situs RichMeetBeautiful itu berdiri, mereka telah menargetkan, paling tidak, 300.000 perempuan Belgia untuk bergabung bersama mereka.

Tentu itu membuat Federasi Wallonia-Brussels, komunitas berbahasa Prancis di Belgia, akan menuntut situs web yang telah mendorong prostitusi tersebut.

Hal tersebut disambut baik oleh Prof Corinne Torrekens dari Universite Libre de Bruxelles (ULB), ia meyakini bahwa pada praktiknya di lapangan nanti kenyataannya situs semacam itu memang tak lebih dari pelacuran mahasiswa.

Pada 2012 Brisbane Times membuat laporan yang berjudul Australia Top 20 Fastest Growing Sugar Baby Colleges of 2012, dari sebuah situs kencan di Amerika Serikat mengatakan lebih dari 80 mahasiswa menjadi anggota situs tersebut untuk bisa bertemu dengan sugar daddies.

Situs tersebut menghubungakan antara sugar baby dengan sugar daddy atau sugar mommy. Kemudian menyambung laporan tersebut, rilis resmi dari situs yang bersangkutan membenarkan.

"Para mahasiswa ini bisa mendapatkan dana rata-rata 3000 dolar (lebih dari Rp 30 juta) sebulan dalam bentuk uang tunai atau hadiah dari sugar daddy yang mau membantu biaya hidup mereka," kata  Jeniffer Gwynn. Dan pada saat yang bersamaan juga ia menegaskan: ini bukanlah prostitusi.

Menurut situs tersebut, mahasiswi yang terdaftar paling banyak di Australia berasal dari Universitas Sydney sebanyak 137 orang, disusul Universitas Newcastle sebanyak 114 orang.

Kebanyakan hubungan dengan 'sugar' ini pada dasarnya seperti hubungan pacaran biasa, hanya dengan tambahan bantuan keuangan. "Hubungan seksual tidak selalu terjadi, walau mungkin itu juga diharapkan," lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun