Hal tersebut disambut baik oleh Prof Corinne Torrekens dari Universite Libre de Bruxelles (ULB), ia meyakini bahwa pada praktiknya di lapangan nanti kenyataannya situs semacam itu memang tak lebih dari pelacuran mahasiswa.
Pada 2012 Brisbane Times membuat laporan yang berjudul Australia Top 20 Fastest Growing Sugar Baby Colleges of 2012, dari sebuah situs kencan di Amerika Serikat mengatakan lebih dari 80 mahasiswa menjadi anggota situs tersebut untuk bisa bertemu dengan sugar daddies.
Situs tersebut menghubungakan antara sugar baby dengan sugar daddy atau sugar mommy. Kemudian menyambung laporan tersebut, rilis resmi dari situs yang bersangkutan membenarkan.
"Para mahasiswa ini bisa mendapatkan dana rata-rata 3000 dolar (lebih dari Rp 30 juta) sebulan dalam bentuk uang tunai atau hadiah dari sugar daddy yang mau membantu biaya hidup mereka," kata  Jeniffer Gwynn. Dan pada saat yang bersamaan juga ia menegaskan: ini bukanlah prostitusi.
Menurut situs tersebut, mahasiswi yang terdaftar paling banyak di Australia berasal dari Universitas Sydney sebanyak 137 orang, disusul Universitas Newcastle sebanyak 114 orang.
Kebanyakan hubungan dengan 'sugar' ini pada dasarnya seperti hubungan pacaran biasa, hanya dengan tambahan bantuan keuangan. "Hubungan seksual tidak selalu terjadi, walau mungkin itu juga diharapkan," lanjutnya.