Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup di Bawah Ketiak "Sugar Daddy"

21 Juni 2018   11:59 Diperbarui: 6 April 2019   21:03 6175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anda harus tahu bagaimana dan di mana mencarinya. Salah satunya dengan menaikkan kelas pergaulan Anda. Mengubah gaya hidup tidak berarti Anda harus mengubah apa yang Anda lakukan, tetapi di mana keberadaan Anda," lanjutnya, seperti dikutip dalam majalah Forbes.

Satu di antara banyak cara untuk bertemu sugar daddy yaitu mengunjungi tempat-tempat yang mungkin menjadi tujuan pria-pria mapan berbelanja. Cukup amati barang-barang yang ada di sana, benda apa yang sedang banyak dicari, bagaimana kualitasnya, dan berapa harganya. 

Hal ini berguna ketika suatu hari bertemu dengan sugar daddy dan "nyambung" ketika diajak ngobrol.

Namun, yang tidak kalah penting dari gaya hidup sugar daddy ini adalah wawasan. Sebab pria pintar dan sukses pada umumnya tentu tak ingin berhubungan dengan wanita yang tidak mengikuti perkembangan.

*** 

"Hei mahasiswi! Tingkatkan taraf hidup Anda" dan "Mau dapat uang kuliah? Kencan saja dengan sugar daddy"

Begitu pesan yang tertera di mobil van yang sedang mengampanyekan sebuah situs sugar daddy di Belgia. Menurut laporan yang diturunkan BBC pada September 2017 itu pihak keamanan mencurigai berbagai motif dan strategi guna menarik perhatian perempuan muda.

Tetapi menurut siaran pers yang dikeluarkan situs Rich Meet Beautiful (Si Kaya Ketemu Si Cantik) menjelaskan bahwa, situsnya sama sekali tidak mempromosikan pelacuran, walaupun dia tak menyanggah uang adalah bagian dari setiap hubungan.

Sigurd Vedal, pria asal Norwegia yang menjadi perancang situs tersebut terinpirasi dari film Fifty Shades of Grey. Menurutnya, para perempuan bisa lebih bebas dan mampu mengemukakan tuntutannya.

Nampaknya keinginannya itu bukanlan angan-angan belaka. Sebab, sejak situs RichMeetBeautiful itu berdiri, mereka telah menargetkan, paling tidak, 300.000 perempuan Belgia untuk bergabung bersama mereka.

Tentu itu membuat Federasi Wallonia-Brussels, komunitas berbahasa Prancis di Belgia, akan menuntut situs web yang telah mendorong prostitusi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun