Masih juga ada nama-nama lain seperti Kamil Grosicki, Piotr Zielinski dan penjaga gawang yang akan menjadi suksesor Buffon di Juventus; Wojciech Szczesny.
Swedia
Yang kentara dari pertandingan itu adalah permainan bertahan Swedia yang dipunggawai Janne Andersson yang telah mengumpulkan dan mengerahkan unit pertahanan tangguh.
Faktanya, ia telah mengawal pertahanan dengan baik, dari 12 pertandingan, Swedia hanya kemasukan sebanyak 9 kali.
Sedangkan dua pemain muda Swedia, Emil Forsberg dan Viktor Claesson sangat bisa diandalkan. Meski tanpa kehadiran Zlatan Ibrahimovic, semestinya Swedia masih bisa memberi lawan-lawannya di Grup F: Korea Selatan, Jerman dan Meksiko.
Sedikit-banyaknya grup ini merupakan yang tersulit di antara delapan grup lain. Apalagi jika melihat rekam jejak Swedia yang buruk. Skuad yang tidak selalu memiilki celah di segala lini, membuat prestasi Swedia akan tampak tanpa perubahan: lolos ke putaran final, lalu gugur.
***
Jadi tidak perlu kecewa dengan tim-tim yang (langsung) gugur di Piala Dunia 2018. Bisa jadi itu adalah cara paling tepat untuk tim yang benar-benar bermain baik bisa berjalan mulus.
Gugur, pada akhirnya, hanyalah soal waktu. Namun, jika boleh menyatir cerpen Seno Gumira GoKill, apapun yang membuatnya gugur ini sangatlah perlu. Ingat, sebab tidak baik menghalangi jalannya (tim) yang ingin mencapai cita-citanya.
(HAY/ibs)