***
Nasi dan mi instan bukanlah (permainan) sepakbola dengan hitung-hitungan statistik. Sepakbola selalu menarik ketika kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam 2 kali 45 menit. Faktor-faktor yang kadang tidak terhitung kadang menetukan dan senjata utama.
Berbeda dengan nasi dan mi instan, dobel karbo menjadi bayang-bayang ilusi kenikmatan keduanya. Meski sudah diakali dengan mengurangi porsi, tetap saja mi instan dan nasi menolak menjadi pelengkap. Mi instan dan nasi selalu ingin jadi yang utama. Utama bagi mereka yang kelaparan tengah malam.
Andai tim-tim ini bisa membuat ilusi semacam itu, bisa saja mereka tidak jadi pelengkap; tim-tim ini menjadi harapan supaya Piala Dunia tidak didominasi tim unggulan belaka.
(HAY/ibs)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H