Emon Wahyudi, mahasiswa Fakultas Ekonomi Unida, mengetahui kabar tersebut dari rumah temannya di Cempaka, Ciawi, tidak jauh dari lokasi kampus. Itu sehabis maghrib. Sebelumnya bahkan selama hampir dua minggu belakangan, polisi masuk paksa ke kos-kosan.
Sambil mengingat-ingat kejadian sore tadi, Emon terheran: pada kondisi seperti apa mahasiswa bisa membunuh polisi?
***
Bandung, 9 Mei 1998
Bentrokan terjadi antara aparat dengan mahasiswa di Jl Dipati Ukur, depan kampus Universitas Padjadjaran (Unpad). Selain itu unjuk rasa juga terjadi di depan kampus Sekolah Tinggi Sains Teknologi, Universitas Pasundan, dan Universitas Jenderal Ahmad Yani.
Walau sejumlah mahasiswa dan aparat mengalami luka-luka, namun aksi di tiga kampus itu cenderung terkendali.
Harry Roesly dan Prof Dr Sri Sumantri tampil juga di antara 2000 mahasiswa lainnya. Massa yang tergabung dari Unpad, Institut Teknologi Adityawarman, Universitas Pasundan, Universitas Islam Bandung, Institut Teknologi Bandung, Universitas Winaya Mukti serta Institut Koperasi Indonesia.
***
Harian Kompas, 10 Mei 1998
Aksi Mahasiswa Tewaskan Perwira Polisi
Jakarta, Kompas - Aksi mahasiswa di Bogor, Sabtu (9/5) menewaskan Letnan Dua (Pol) Dadang Rusmana, Kepala Satuan Intelijen Kepolisian Resor Bogor. Beberapa mahasiswa Universitas Djuanda (Unida) Ciawi, Kabupaten Bogor, memukul kepala Dadang dengan batu, dan meninggal di rumah sakit beberapa saat kemudian.
Perwira polisi lulusan Sekolah Calon Perwira ini, meninggalkan seorang istri dan dua anak. Perwira lain, yang menjadi korban pemukulan mahasiswa Unida, adalah Kapten (Inf) Ali, Kepala Seksi Intelijen Komando Distrik Militer Bogor. Ali mengalami luka parah dan masih dirawat di Rumah Sakit Salak Bogor.