Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Yang Abadi dari Perayaan Hari Buruh, Perjuangannya!

1 Mei 2018   11:58 Diperbarui: 1 Mei 2018   13:54 2033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Butuh waktu lama, paling tidak, untuk Sapardi Djoko Damono ketika menulis sajak "Dongeng Marsinah". Sekira 3 (tiga) tahun lamanya. Sebabnya, ketika menulis sajak itu, Sapardi kerap gagal menjaga 'jarak' antara dirinya dengan puisi yang ingin dibuatnya. Hasilnya, sebuah sajak panjang yang terbagi menjadi 6 babak fragmen.

Marsinah, dalam sajak Sapardi, hidup sebagai orang yang tidak bisa berkuasa apa-apa atas kehendaknya. Marsinah menjadi waktu yang abadi:

"kami ini tak banyak kehendak, sekedar hidup layak, sebutir nasi."

Marsinah adalah buruh pabrik. Dalam beberapa larik, bahkan, Sapardi melukiskannya sebagai buruh yang tidak ingin kekerasan yang dapat menyulut kemarahan. Namun, seperti yang kita tahu bagaimana nasib Marsinah:

kepalanya ditetak,
selangkangnya diacak-acak,
dan tubuhnya dibirulebamkan
dengan besi batangan.

Marsinah adalah hakikat presisi tentang Negara memandang buruh. Sesuatu yang bisa kita rasakan hasilnya, tapi kerap gagal menghargai setiap prosesnya. Marsinah dalam puisi Sapardi kemudian menjadi "kita":

dan diingatkannya
agar belajar memahami.

***

Hari buruh yang juga dikenal sebagai May day dimulai perjuangan pada tanggal 4 Mei  1886 di Haymarket Affair di Chicago. Pada saat itu yang buruh perjuangkan adalah jam kerja buruh yang lebih manusiawi, yaitu selama 8 jam dalam sehari --dari semula selama 10-16 jam selama 6 hari dalam seminggunya.

Yang terjadi ketika itu adalah kemuakan kaum pekerja atas dominasi keuasaan kelas borjuis. Mogok massal para kaum pekerja dilakukan sepanjang akhir April. Dan, menjelang 1 Mei 1886, sekitar 350.000 pekerja yang tergabung dalam Federasi Buruh Amerika turun ke jalan. Hampir terjadi di semua tempat di negara bagian di Amerika

Mengutip dari tulisan Asvi Warman menulis pada Kolom Opini Kompas (1 Mei 2004), sebenarnya aksi buruh sudah terjadi sejak 1830-an. Lama waktu kerja 10 jam tidaklah realistis. Para buruh membuat kalkulasi, bahwa dalam satu hari terbagi atas delapan jam kerja, delapan jam rekreasi, dan delapan jam sisanya untuk tidur atau istirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun