Umat Hindu di Indonesia merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940 yang jatuh pada Sabtu (17/3/2018). Ibadah pengendalian diri ini bertujuan untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit atau alam manusia dan Bhuana Agung atau alam semesta.
Pada Hari Raya Nyepi ini, umat Hindu diharuskan untuk melaksanakan Catur Brata Penyepian. Di antaranya Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (pantang berpergian), Amati Lelanguan (pantang menikmati hiburan), dan Amati Geni (pantang menyalakan api). Selain umat Hindu, perayaan ini menarik perhatian orang banyak, khususnya para wisatawan dan umat beragama lain.
Di Indonesia perayaan Nyepi tahun 2018 memiliki banyak cerita, salah satu yang mendapat sorotan adalah permohonan untuk mematikan koneksi internet di Bali. Untuk pertama kali sejumlah elemen masyarakat Bali meminta operator penyedia jasa layanan telepon seluler mematikan layanan internet.
Selain tentang matinya akses internet saat Nyepi di Bali, berikut ragam cerita menarik saat perayaan Nyepi di Indonesia:
1. Nyepi Tanpa Internet? Bisa Kok
![tribunnews.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/26/nyepi-20170309-082508-5ab89057ab12ae206d55e822.jpg?t=o&v=770)
Meski sempat menuai pro dan kontra, merayakan Nyepi tanpa internet adalah hal yang biasa. Justru dengan ketiadaan internet ini, masyarakat yang tinggal di Bali bisa merasakan suasana Nyepi dengan sesungguhnya. Heningnya lingkungan sekitar, gelapnya malam dengan kerlip bintang yang berhamburan, tidak akan bisa didapatkan di tempat lain kecuali di Bali saat Nyepi.
2. Sekali dalam Sejarah, Perayaan Saraswati Tanggalnya Bersamaan dengan Perayaan Nyepi
![paket-nyepi-di-aston-denpasar-20180215-010240-5ab89221caf7db381f0778c2.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/26/paket-nyepi-di-aston-denpasar-20180215-010240-5ab89221caf7db381f0778c2.jpg?t=o&v=770)
Saraswati adalah perayaan datangnya ilmu pengetahuan, dirayakan setiap 6 bulan sekali. Berbeda dengan Nyepi yang dalam rangka menyambut Tahun Baru Saka jatuh pada bulan Maret di saat "bulan mati" atau bulan tidak nampak di langit.
3. Pengendalian Diri saat Nyepi, Hendaknya Dimulai dari Diri Sendiri
![kompas.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/26/1850001181-jpg-5ab892875e13734ccc2ee9c2.jpg?t=o&v=770)
Jika dilihat dari filosofinya, Nyepi memberikan kita (dan bumi) kesempatan untuk satu hari saja terlepas dari hiruk pikuk keduniawian. Meredamkan amarah, hawa nafsu, serta emosi yang ada pada jiwa. Seperti kisah Arjuna dalam pewayangan Mahabarata saat diasingkan di hutan. Arjuna yang diganggu oleh tujuh bidadari, tapi tetap bisa mengendalikan dirinya dan bermeditasi dengan sempurna.
4. Nyepi 2018, Meriahnya Festival Ogoh-ogoh di Jakarta
![kompas.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/26/2141378ogoh-ogoh041426854500-preview780x390-5ab8923916835f7537046da3.jpg?t=o&v=770)
Kompasianer Irmina Gultom membagikan pengalamannya melihat pawai Ogoh-ogoh di Jakarta. Dikemas menarik seperti daerah asalnya, pertunjukkan Ogoh-ogoh menampilkan tari-tarian yang dibawakan oleh para penari Bali sambil diiringi oleh musik tradisional Bali. Sebagai isi acara, disertakan pula cerita Tirta Amertha (air suci) yang kabarnya dapat membuat orang yang meminumnya memperoleh hidup abadi.
5. Nyepi di Lombok Hadirkan Ritual Budaya dan Tradisi
![tribunnews.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/26/selamat-hari-raya-nyepi-2018-20180317-082316-5ab892ab5e13734fba3e8d22.jpg?t=o&v=770)
Masyarakat Lombok mengusung berbagai patung Ogoh-ogoh berbagai ukuran dan bentuk. Terdapat sekitar 80-an lebih Ogoh-ogoh (patung raksasa) yang meramaikan pawai. Selain patung, ada pula barisan penari Bali cantik dengan pakaian yang berwarna-warni.
Selengkapnya
(Lbt/ibs)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI