Ada 5 cara dalam menangani ADS. Pertama, tetap beri perhatian dan kasih saya dari orangtua, juga lingkungannya. Tidak perlu dikucilkan. Sebab mereka sama dengan anak lainnya. Kedua, terapi atau stimulasi sejak dini. Seperti yang telah dijelaskan di atas, banyak cara sebagai pendekatan kita, beri anak-anak DS ini kesempatan untuk mengekspresikan diri. Selebihnya, jaga dan awasi.
Ketiga, beri asupan makan dengan gizi seimbang. Keempat, hargai dengan memberi ucapan atau ungkapan jika ADS telah melakukan suatu hal. Kelima, diperlukan pendampingan yang terus menerus untuk penyandang Down Syndromememahami nilai-nilai yang ada di masyarakat. Semoga untuk yang terakhir ini bisa dipilih dan pilah: mana nilai yang baik untuk ADS. Karena, biar bagaimanapun, tidak selamanya nilai yang berlaku di masyarakat pada umumnya selaras dengan kebutuhan penyembuhan ADS.
Rangkaian acara Hari Down Syndrome hari itu (Sabtu, 24/03) ditutup dengan meriah. Anak-anak dengan Down Syndrome senang bertemu dengan teman lainnya di sana. Para orangtua saling berbagi cerita dan pengalaman kepada orangtua lain tentang bagaimana cara mereka merawat anaknya. Tamu-tamu lain ada yang kemudian semakin dekat dan mengenali ADS; mengajaknya berbincang dan bermain bahkan.
Suasana mencair dengan hangat dan akrab. Di luar masih hujan rupanya. Saya berkeliling mengelilingi satu-per-satu karya yang dipamerkan. Memerhatikannya seakan saya adalah seorang kolektor lukisan atau seni rupa. Perhatiannya saya tertuju pada lukisan Yutika Zakiya: laki-laki berkumis tebal dengan tugu monas dan gedung-gedung bertingkat di belakangnya. Entah apa maksud lukisan itu, saya sendiri tidak mengerti. Yang jelas pada keterangan lukisan tersebut Yutika Zakiya berpesan: "tekuni yang kamu suka." (hay)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H