Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Merayakan Hari "Down Syndrome" dengan Riang dan Suka Cita

25 Maret 2018   11:50 Diperbarui: 25 Maret 2018   17:14 1996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada 5 cara dalam menangani ADS. Pertama, tetap beri perhatian dan kasih saya dari orangtua, juga lingkungannya. Tidak perlu dikucilkan. Sebab mereka sama dengan anak lainnya. Kedua, terapi atau stimulasi sejak dini. Seperti yang telah dijelaskan di atas, banyak cara sebagai pendekatan kita, beri anak-anak DS ini kesempatan untuk mengekspresikan diri. Selebihnya, jaga dan awasi.

Ketiga, beri asupan makan dengan gizi seimbang. Keempat, hargai dengan memberi ucapan atau ungkapan jika ADS telah melakukan suatu hal. Kelima, diperlukan pendampingan yang terus menerus untuk penyandang Down Syndromememahami nilai-nilai yang ada di masyarakat. Semoga untuk yang terakhir ini bisa dipilih dan pilah: mana nilai yang baik untuk ADS. Karena, biar bagaimanapun, tidak selamanya nilai yang berlaku di masyarakat pada umumnya selaras dengan kebutuhan penyembuhan ADS.

Rangkaian acara Hari Down Syndrome hari itu (Sabtu, 24/03) ditutup dengan meriah. Anak-anak dengan Down Syndrome senang bertemu dengan teman lainnya di sana. Para orangtua saling berbagi cerita dan pengalaman kepada orangtua lain tentang bagaimana cara mereka merawat anaknya. Tamu-tamu lain ada yang kemudian semakin dekat dan mengenali ADS; mengajaknya berbincang dan bermain bahkan.

Suasana mencair dengan hangat dan akrab. Di luar masih hujan rupanya. Saya berkeliling mengelilingi satu-per-satu karya yang dipamerkan. Memerhatikannya seakan saya adalah seorang kolektor lukisan atau seni rupa. Perhatiannya saya tertuju pada lukisan Yutika Zakiya: laki-laki berkumis tebal dengan tugu monas dan gedung-gedung bertingkat di belakangnya. Entah apa maksud lukisan itu, saya sendiri tidak mengerti. Yang jelas pada keterangan lukisan tersebut Yutika Zakiya berpesan: "tekuni yang kamu suka." (hay)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun