Kue keranjang (Kompas.com/Raditya Helabumi)
Saat perayaan Imlek biasanya tersaji kue keranjang. Menurut Adolf Izaak, kue keranjang dalam bahasa Hokkian disebut Ti Kwe yang artinye kue manis. Makna rasa manis ini diharapkan menghadirkan rasa senang dan gembira.
Saat membagikan kue keranjang kepada yang lain berarti sama saja membagi berkat dan sukacita. Diharapkan kue ranjang menjadi pemberian yang terbaik bagi yang menerima. Ada rasa sukacita, baik yang memberi maupun menerima.
Selengkapnya
4. Kue Ku yang Dijadikan Pelambang Panjang Umur
Kue ku dengan motif tempurung kura-kura (Foto: twgreatdaily.com)
Sama seperti kue keranjang, kue ku juga menjadi kudapan wajib saat Imlek. Asal-usul kue berbentuk kura-kura ini berawal dari tradisi sesajian kura-kura hidup dalam sembayang habis panen di pedesaan pada zaman dahulu kala. Tak disangka kebiasaan yang dilaksanakan pada malam bulan purnama dipertengahan musim rontok (Tiong- Chiu) menyebabkan kekurangan kura-kura hidup.
Masyarakat lalu membuat kue kura-kura dari ketan untuk menggantikannya. Kue berbentuk kura-kura ini juga menjadi lambang panjang umur, masyarakat Tionghoa berharap juga memiliki umur yang sepanjang kura-kura yang mampu hidup hingga 100 tahun.
Selengkapnya
5. Angpao, Doa dan Harapan di Balik Amplop Merah
Amplop angpao (Antara Foto/Zabur Karuru)
Saat Imlek tiba moment bagi-bagi angpao biasanya paling ditunggu. Dalam bahasa Mandarin angpao disebut juga dengan "Hong Bao", hadiah berupa uang yang dimasukkan ke dalam sebuah amplop berwarna merah. Dalam tradisi Tionghoa, warna merah tentunya melambangkan kebahagiaan, keberuntungan dan energi baik.
Meski kadang dinanti karena nominalnya, angpao sesungguhnya merupakan bentuk doa si pemberi kepada penerima agar memperoleh nasib yang baik. Angpao harus diberikan dengan hati tulus dan berapapun yang diterima harus disyukuri sebagai berkat.
Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya