Pada Februari lalu (16/2/2018) masyarakat Tionghoa merayakan tahun baru China atau Imlek ke-2569 atau tahun Anjing Tanah. Di Indonesia, perayaan Imlek berlangsung meriah dengan menggelar aneka pertunjukan seperti liong dan barongsai di area terbuka. Semua lapisan masyarakat ikut bergembira dalam acara perayaan tradisi Imlek.
Meski berbentuk perayaan, bukan berarti Imlek hanya tentang kemeriahan. Imlek juga menjadi moment untuk bersyukur dan berharap tahun depan dilimpahkan banyak rezeki. Berikut 5 tradisi Imlek yang tak sekadar meriah tapi juga sarat makna.
1. Lepas Burung untuk Buang Keburukan Selama Setahun
Ada kepercayaan, jumlah burung yang dilepas disesuaikan dengan umur mereka. Misalnya orang tersebut berumur 55 tahun, maka burung yang dilepas sebanyak 55 ekor.
2. Mengenal Upacara Sembahyang Imlek
Saat sembahyang altar disajikan buah-buahan, manisan dan aneka masakan, tidak lupa tentunya susunan kue keranjang. Ada tiga tujuan dalam upacara sembahyang ini, yakni kepada Tuhan (Thian), Leluhur dan Dewa-dewi.
3. Kue Keranjang, Kue Sarat Makna
Saat membagikan kue keranjang kepada yang lain berarti sama saja membagi berkat dan sukacita. Diharapkan kue ranjang menjadi pemberian yang terbaik bagi yang menerima. Ada rasa sukacita, baik yang memberi maupun menerima.
4. Kue Ku yang Dijadikan Pelambang Panjang Umur
Masyarakat lalu membuat kue kura-kura dari ketan untuk menggantikannya. Kue berbentuk kura-kura ini juga menjadi lambang panjang umur, masyarakat Tionghoa berharap juga memiliki umur yang sepanjang kura-kura yang mampu hidup hingga 100 tahun.
5. Angpao, Doa dan Harapan di Balik Amplop Merah
Meski kadang dinanti karena nominalnya, angpao sesungguhnya merupakan bentuk doa si pemberi kepada penerima agar memperoleh nasib yang baik. Angpao harus diberikan dengan hati tulus dan berapapun yang diterima harus disyukuri sebagai berkat.
(Lbt)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H