Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Perempuan dan Tantangan Gender dalam Industri Teknologi

1 Maret 2018   14:19 Diperbarui: 1 Maret 2018   21:30 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kompasiana.

Di era globaliasi saat ini pertumbuhan industri teknologi dapat dikatakan sedang berkembang pesat. Tak heran, jika banyak perusahaan baru yang mencoba membuka peluang tersebut dikarenakan dapat memberikan keuntungan yang besar.  

Namun sayangnya jika mengambil sudut pandang dari sisi gender, sejumlah perusahaan di industri teknologi masih banyak mempekerjakan kaum pria daripada wanita. Hal ini didasarkan karena sterotipe yang melekat bahwa perempuan sulit untuk berkompetisi dalam bidang teknologi.

Ada banyak perspektif yang menyebabkan sterotipe itu melekat pada perempuan, salah satunya adalah kurangnya rasa percaya diri. Berdasarkan riset yang dipaparkan melalui acara "Alpha Female: How We Tech Up," dikatakan bahwa di industri teknologi hanya 17 persen perempuan yang berhasil menjadi senior eksekutif dan 36 persen sisanya hanya mampu menduduki posisi karyawan pemula.

Menurut Sonia Baruquin, perempuan butuh kepercayaan diri untuk menjadi lebih proaktif di dunia kerja serta punya contoh atau 'role model' yang sesuai.

Menurut dia, riset mengungkapkan bahwa hanya sedikit perempuan yang mau menegosiasikan gaji mereka atau meminta promosi, meskipun mereka mempunyai kemampuan yang memadai. "Perempuan harus merasa nyaman dengan kemampuan mereka dan berhenti takut untuk meminta lebih," ujar Sonia.

"Mengenai role model, seperti yang kita lihat, tidak banyak perempuan yang menduduki posisi kepemimpian di perusahaan. Meskipun sulit, temukan mentormu, buat kelompok yang bisa saling mendukung, dan cari seseorang yang bisa kamu ajak diskusi untuk perkembanganmu," tambahnya.

Lalu, bagaimana perempuan bisa memimpin di industri yang didominasi laki-laki seperti industri teknologi?

Perempuan tentunya bisa memimpin di dalam industri ini, asal dia memiliki rasa keingintahuan yang kuat, kreatif, peka dan paham teradap segala isu yang sedang terjadi.  Selain sifat-sifat tersebut, setiap perempuan yang ingin menjadi pemimpin juga harus berani untuk mengambil risiko dan jangan membatasi kemampuan yang dimiliki.

Dayu Dara, selaku SVP GO-JEK serta Head of GO-LIFE mengatakan, untuk memulai sebagai pemimpin, perempuan bisa memulai dari pencitraan diri yang tepat. Pencitraan yang didapat itu bukanlah apa yang kamu katakan kepada orang lain, melainkan citra baik itu adalah apa yang orang lain pikirkan tentangmu saat kamu sudah di ruangan lain. Selain itu, perlu juga untuk menerima kritik sehingga kamu bisa membenahi diri.

Di sisi lain, Alyssa Maharani, sebagai Google Launchpad Accelerator Startup Success Manager, menekankan pentingnya sistem pendukung (support system) bagi perempuan di dunia kerja.

"Selain punya mentor dan 'pelatih', penting juga untuk memiliki sponsor, yakni penggemar beratmu yang mau memberikan pujian bila kamu bekerja baik dan mau memperjuangkan promosimu," jelasnya. "Untuk mendapatkan 'sponsor' tersebut, kamu harus bekerja baik dengan manager-mu, saling membangun kepercayaan, sehingga mereka bisa dan mau mendorong kamu lebih jauh. Hubungan di dunia kerja cenderung lebih berdasarkan data dan kemampuan, sehingga lebih mudah untuk menemukan 'sponsor' melalui hubungan kerja yang baik."

Dalam diskusi panel yang diadakan pada Sabtu (24/2/2018) di Gama Tower, Kuningan dibahas juga banyak anggapan bahwa keseimbangan hidup dan karir hanyalah mitos, Grcae Natalia percaya bahwa hal tersebut bisa dicapai, asalkan penting bagi perempuan untuk menemukan "keseimbangannya" dengan caranya sendiri dan sudah seharusnya perempuan tidak mebandingkan dirinya dengan orang lain.

Bagamaimana pun, Setiap perempuan memiliki caranya sendiri untuk dapat mencapai kesuksesannya. Namun, untuk menjadi sukses tentunya seorang perempuan harus rasional, percaya pada kemampuan yang dimiliki, jangan takut untuk mengeluarkan pendapat, dan yang lebih penting jangan membatasi diri terhadap kemampuan yang dimiliki agar menjadi yang terbaik. (fin/yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun