Kompetisi Piala Presiden baru saja berakhir. Persija berhasil menjadi juara dan merebut piala bergilir ini. Kompetisi yang bergulir setiap tahun ini menjadi salah satu ajang pembuktian klub-klub lokal Indonesia serta menjadi sarana persiapan jelang dimulainya musim baru Liga 1. Tentu saja, bagi para pecinta si-kulit-bundar, kompetisi ini cukup menyedot perhatian dan Kompasiana menjadi salah satu media bagi para pecinta sepak bola untuk menuangkan segala pemikirannya tentang olahraga paling populer sejagat ini.Â
Setelah Piala Presiden berakhir beberapa waktu lalu, kami menghimpun beberapa fakta dan ulasan menarik dari Kompasianer terkait perhelatan ini. Berikut selengkapnya.
1. Reuni antara Marko Simic dan Ilija Spasojevic
Dalam sebuah wawancara, Simic mengaku senang bakal kembali bertemu dengan tandemnya selama di Liga Super Malaysia, Melaka United.
Keduanya sempat bertemu pada laga Grup D dengan hasil 2-3 untuk keunggulan Bali United. Satu di antara tiga gol yang dicetak Bali United dibuat oleh Spasojevic.
Sayangnya, pada laga tersebut Marko Simic hanya diturunkan pada babak kedua dan tidak memberi kontribusi apa-apa untuk Persija Jakarta.
"Akan sangat menyenangkan kembali bertemu Spaso (sapaan Ilija Spasojevic). Saya pasti lebih semangat," ucap Marko Simic.
Ada sebuah mitos yang mengemuka: bahwa barangsiapa juara Piala Presiden tidak akan menjuarai kompetisi Liga 1. Percaya atau tidak, setidaknya sudah terjadi pada Persib Bandung dan Arema Malang.
Namun, sebelum melangkah jauh pada mitos,Hendro Santoso mengingatkan, "adalah hal yang wajar dalam suatu laga harus ada yang berani melakukan respon perubahan yang berbeda."
3. Finalis yang "Mengesampingkan" Laga InternasionalÂ