Saat ini masyarakat Asmat sedang tertimpa musibah Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan penyakit campak. Mengetahui hal tersebut Tim "Pelni Peduli Asmat" langsung menuju lokasi untuk memberikan bantuan. Namun perjuangan mereka cukup berat, terutama saat menembus ombak di laut Arafuru dan medan darat menuju Asmat.
Selain Perjuangan Pelni Peduli Asmat ke Kota Agats, Â artikel pilihan Kompasiana hari ini akan mengangkat soal detik-detik banjir di Jakarta Timur dan sejarah Kesultanan Yogyakarta di Tahun 1990.
Dua artikel terakhir akan membahas soal cara mengetahui wilayah penyebaran kopi dan potongan gaji PNS Muslim untuk Zakat. Berikut, 5 artikel pilihan Kompasiana.
1. Perjuangan Pelni Peduli Asmat ke Kota Agats
Mereka tidak menduga bahwa Ibu Kota Kabupaten Asmat di Kota Agats tidak seperti kota-kota lain yang berupa tanah daratan luas. Kota Agats ternyata merupakan kota di atas rawa-rawa. Secuil daratan hanya ada di dekat dermaga pelabuhan.
2. Semalaman Menanti Banjir di Condet, Jakarta Timur
3. Ketahui Wilayah Penyebaran Kopi dengan "Coffee Belt"
Atas prestasi tersebut Indonesia masuk dalam deretan coffee belt yang pasti menghasilkan biji-biji kopi terbaik dunia. Coffee belt merupakan wilayah yang terlihat sebagai satuan wilayah yang tersusun seperti satu deretan, dimana daerah tersebut memiliki kondisi alam yang dibutuhkan tanaman kopi untuk tumbuh subur
4. Ini Yogyakarta dan Sultanku di Tahun 1990
Saat itu Yogyakarta juga masih populer cerita tentang kehidupan "mistis". Cerita tentang keraton Yogyakarta yang penuh misteri. Ada cerita-cerita metafisis yang susah dijabarkan dengan sudut pandang modern.
5. Para Zakat "Wajib" bagi PNS Muslim, Bagaimana Pengelolaannya?
Namun wacana harus dipikirkan matang-matang soal pengelolaannya, baik soal kapan dikeluarkan dan penerimaan dan pendistribusiannya. Sebab hal ini terkait dengan teknis ilmu fiqih yang memang harus dibahas bersama dengan para ahli agama Islam, termasuk didalamnya MUI dan juga ormas-ormas Islam terkait.
(LBT/yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H