Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melihat Hubungan Benci-Benci-Rindu Mi Instan dengan Nasi

30 Januari 2018   11:34 Diperbarui: 27 Januari 2021   21:40 1810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia))

Maksudnya, jika memang tidak bisa menghilangkan kebiasaan itu, Dr. Samuel menganjurkan untuk menguranginya. 

Sebab, bagimana mungkin, bagi sebagian orang, ujar Johan Irvandi, harga mi instan selain murah (kita tahu mi instan harganya sangat manusiawi), mi instan juga tidak butuh interval waktu yang lama untuk dimasak. Ahzeg, "interval waktu" katanya.

Kami juga sempat membuat polling lewat Twitter. Sebab, setelah perdebatan cara makan bubur ayam diaduk atau tidak, kini muncul kembali perdebatan antara mi instan campur nasi atau tanpa nasi? Hasilnya cukup berimbang. Pedahal, di antara itu, bukankah lebih enak kalau dibikinin? (hay)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun