Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dari Penanganan KLB Difteri di Indonesia, Hingga Kasus Bunuh Diri Penyanyi Terkenal Korea

20 Desember 2017   20:00 Diperbarui: 22 Desember 2017   18:00 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyakit difteri merupakan penyakit yang beberapa minggu belakangan ini banyak diperbincangkan dan menjadi topik khusus di banyak media karena situasi saat ini sudah menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa). Saking banyaknya penderita, penduduk Indonesia kini pun disarankan untuk melakukan vaksinasi kembali.

Tidak hanya artikel mengenai penanganan difteri, terdapat juga artikel pilihan mengenai kasus bunuh diri oleh salah satu penyanyi terkenal asal Korea, cara Jepang mencegah banjir dengan kanal bawah tanah, tips anti nyasar di luar negeri, serta alasan berhenti seorang dokter UGD. Berikut lima headline pilihan Kompasiana.

1. KLB Difteri Indonesia Tertinggi di Dunia, Ini Usulan Penanganannya untuk Kemenkes RI

(Sumber gambar 1: https://health.liputan6.com)
(Sumber gambar 1: https://health.liputan6.com)
Beberapa minggu belakangan ini, merebak kembali penyakit yang sudah menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) di Indonesia, yakni difteri. Difteri adalah infeksi akut (terjadi secara cepat) oleh bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyebabkan kelainan serius pada selaput lendir (mukosa) hidung dan tenggorokan kita.

Menurut pakar di CDC di Amerika, delapan kali vaksinasi adalah jumlah vaksinasi yang sudah "sangat aman" pada difteri, dengan vaksin ke-8 diberikan pada usia 17-18 tahun. Orang dewasa yang berusia 19-64 tahun yang belum pernah divaksinasi, juga harus diberikan vaksin DT (Difteri Tetanus).

Lalu, vaksin yang kemudian digunakan di Indonesia saat ini untuk anak usia SD adalah Td, lebih kecil dari dosis toksoid difterinya. Apakah ini yang menyebabkan gencarnya KLB difteri di Indonesia?

Selengkapnya

2. Punya Segalanya tapi Memutuskan Bunuh Diri, Salahkah?

Foto: Trendolizer.com
Foto: Trendolizer.com
Minggu ini dunia KPOP benar-benar sedang berduka. Ini disebabkan oleh salah satu penyanyi hebat dari grup boyband terkenal Shinee Jonghyun meninggal dunia. Dikabarkan bahwa Jonghyun meninggal karena bunuh diri.

Jonghyun dikenal sebagai sosok yang cerdas dan dikagumi serta dicintai oleh banyak orang. Kehidupan yang terlihat sangat sempurna karena karirnya yang cemerlang, lalu mengapa hal ini dirasa tidak cukup baginya, bahkan ia sampai depresi hingga bunuh diri?

Terdapat tiga hal yang bisa diterapkan jika seseorang berkeinginan atau memiliki niat terbesit ingin bunuh diri. Apa saja?

Selengkapnya

3. Cara Jepang Mencegah Banjir, Masuk Bawah Tanah Menuju Laut

Sumber: web-japan.org
Sumber: web-japan.org
Musim penghujan kali ini menyebabkan banyak banjir di beberapa kota di Indonesia. Banjir merupakan salah satu bencana yang dapat terjadi sebagai efek dari perubahan iklim. Walaupun banjir adalah bencana alam, bukan berarti kedatangannya tidak dapat ditanggulangi.

Bukan hanya Indonesia yang kerap mengalami bencana banjir. Negara Jepangpun ternyata pernah mengalami hal serupa. Salah satunya adalah wilayah Tokyo yang sering banjir ketika hujan besar disertai dengan angin topan. Kemudian dibuatlah tangki bawah tanah sehingga air tidak meluap di dalam kota.

Lalu, seperti apakah bentuk tangki-tangki atau kanal di bawah tanah yang bisa mempercepat aliran air menuju laut tersebut?

Selengkapnya

4. Jalan-jalan Anti Nyasar di Luar Negeri

Ilustrasi: Shutterstock.com
Ilustrasi: Shutterstock.com
Jalan-jalan dan traveling ke luar negeri memang sangat mengasyikkan. Namun, jika tidak disertai persiapan, tentu kerap kita akan menemui kesulitan, salah satunya adalah tersesat di jalan. Bisa-bisa kita hilang arah dan mengambil jalur tempuh yang salah.

Walaupun ketika tersesat kita bisa menemukan "harta karun" yang lain, tapi tidak selamanya tersesat itu menyenangkan. Bisa-bisa waktu terbatas yang kita miliki habis terbuang dengan percuma karena satu hal "remeh" yang seharusnya bisa kita hindari, yakni nyasar.

Terdapat beberapa upaya atau tips anti nyasar yang bisa dilakukan, yakni riset mendalam sebelum berwisata, mengunduh peta transportasi, dan mengambil foto bangunan dan penanda jalan. Bagaimana ulasannya?

Selengkapnya

5. Alasan Mengapa Saya Berhenti Jadi Dokter UGD

Ilustrasi. iStock
Ilustrasi. iStock
Lika-liku kehidupan menjadi dokter memang penuh suka dan duka. Untuk dokter UGD yang sudah berhenti kali ini ternyata alasannya adalah tidak sanggup.

Menjadi dokter UGD dibutuhkan kecepatan berpikir, ketepatan bertindak, ketenangan dalam menjelaskan situasi pasien kepada keluarga, kemampuan berempati bila ada pasien yang meninggal dalam perawatan, selanjutnya kembali lagi pada kecepatan berpikiran dan ketepatan bertindak untuk menghadapi pasien selanjutnya dengan kasus yang berbeda.

Situasi di UGD bisa menjadi sangatchaoticdan tidak terkontrol, menguras energi, bahkan sampai membuat ingin turut terkapar lemas di sebelah pasien.

Kisah selengkapnya

(FIA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun