Sebelum menolong korban, sebaiknya kita melihat kondisi lingkungan sekitar terlebih dahulu. Kita harus memastikan bahwa kondisi sekitar aman untuk kita sebagai penolong, orang lain, dan juga sang korban. Contoh lingkungan berbahaya adalah pohon tumbang, bencana longsor, dan lain-lain.
Karena jika dalam kondisi membahayakan namun penolong memaksakan diri untuk menolong korban, nantinya sang penolong sendiri akan menjadi korban selanjutnya. Korban yang akan timbul berikutnya malah semakin banyak.
2. Response (Cek respon)
Setelah memastikan lingkungan sekitar aman dan tidak berbahaya, cek respon atau kesadaran korban. Cara ini bisa dilakukan bertahap, yakni mengecek apakah korban tersebut masih sadar, kemudian merespon penggilan suara, merespon dengan pemberian rasa sakit dengan ditepuk anggota tubuhnya, atau sudah tidak sadar/bernapas sama sekali.
Jika terjadi penurunan kesadaran pada korban, segera minta bantuan dengan meminta kotak P3K dan alat Automated External Defibrillators (AED). Pengecekan napas bisa dengan melihat pergerakan dada selama 5-10 detik.
Jika korban tidak bernapas sama sekali, segera lakukan teknik CPR sebagai pertolongan pertama.
3. Compression(kompresi dada)
Untuk korban yang mengalami kasus henti jantung maka bisa langsung diberikan Resusitasi Jantung Paru atau Cardio-Pulomonary Resuscitation(CPR). Kompresi dada bisa memicu sirkulasi darah untuk membawa oksigen ke otak.
Untuk melakukan CPR, pertama korban harus diletakkan dalam posisi terlentang pada permukaan yang rata dan keras.
Kemudian diawali dengan melakukan kompresi/penekanan dada selama 30 kali sedalam 5-6 cm. Kompresi dada dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pada pertengahan dada (tengah bagian bawah tulang sternum).
4. Airway (Jalan Napas)