Tahun 2017 merupakan pesta terbesar bagi olahraga di kawasan ASEAN bahkan dunia. Pada tahun tersebut, diselenggarakan beberapa pesta olahraga bergengsi seperti SEA Games serta kejuaraan bulutangkis dunia.
Pagelaran olahraga tersebut pastilah menyajikan beberapa cerita manis maupun getir, bahkan kontroversial. Cerita-cerita tersebut ditangkap dengan baik oleh Kompasianer untuk dijadikan sebuah artikel di kanal olahraga. Berikut, tujuh artikel olahraga terpopuler bulan Agustus.
7. Malaysia Terlihat Panik, Benderanya Dibalik-balik Netter Tasik?
Warga net asal Indonesia yang melihat peristiwa ini geram. Kebanyakan dari mereka menghardik pihak penyelenggara SEA Games yang dianggap tidak profesional.
Artikel ini berada di peringkat tujuh dalam 7 artikel olahraga terpopuler bulan Agustus dengan tingkat keterbacaan mencapai 5.125 kali.
6. SEA Games: Ajang Prestise, Prestasi, atau Kontroversi
Prestasi Indonesia di pentas SEA Games 2017 tidak bisa dibilang membanggakan, dengan penduduk sekitar 200 juta jiwa, kita tidak mampu mengalahkan Malaysia di cabang olahraga sepak bola. Padahal kompetisi J-League Jepang pernah belajar ke Indonesia.
Seharusnya pembinaan di Indonesia dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan melibatkan BUMN maupun pihak swasta untuk pengadaan dana. Artikel ini dibaca sebanyak 5.744 kali.
5. Indonesia Bangkit! Cerita Raja Asia Tenggara di SEA Games
Prestasi Indonesia di ajang olahraga terbesar di kawasan ASEAN ini paling mentereng dalam rentan tahun 1977-1997. Kurun waktu tersebut adalah saat ekonomi Indonesia sedang bagus-bagusnya, bahkan kita dijuluki "Macan Asia". Bukan hanya ekonomi, konstelasi politik juga amat terjaga saat itu.
Selain kondisi dalam negeri, perspektif tentang olahraga harusnya diubah. Olahraga merupakan satu cara untuk menguasai dunia, karena dengan memenangkan satu cabang olahraga, bendera nasional akan dikibarkan dan lagu kebangsaan akan dikumandangkan. Artikel ini berhasil dibaca sebanyak 6.544 kali.
4. Bintang Empat di "Jersey" Butet!
Alangkah lebih baik jika kaus yang dikenakan Liliana saat bertanding ditambahkan bintang empat, menandakan empat kali keberhasilannya menjadi juara dunia. Kebijakan ini mirip dengan sepak bola. Setiap klub yang berhasil merebut gelar Liga Champions boleh menambahkan bintang diatas logo klub.
Penambahan ini dimaksudkan agar atlet bulutangkis lainnya termotivasi mengikuti jejak Liliana. Artikel ini telah dibaca sebanyak 7.208 kali.
Pengawasan doping di Indonesia dilakukan oleh LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) yang merupakan lembaga resmi negara sejak 2014. Lembaga ini bukan hanya bekerja saat ada event olahraga di Indonesia, tapi mampu meningkatkan kualitas atlet dalam negeri.
Pengembangan sports science di Indonesia pasti memerlukan peran serta LADI. Artikel ini menarik pembaca sebesar 9.645 kali.
2. Gurihnya Potensi Pasar Wisata dari Event Tur Sepeda
Dengan adanya event balap sepeda, media akan menurunkan wartawannya sehingga terjadi publikasi terhadap beberapa sektor seperti keindahan alam dan kuliner. Sehingga banyak wisatawan lain yang ingin datang menikmati suasana di sana.
Penyelenggaraan event sepeda tersebut mampu menarik wisatawan yang hendak menginap sehingga pendapatan dari sektor penginapan akan meningkat. Mereka yang datang juga butuh makan, pendapatan daerah dari sektor rumah makan juga meningkat.
Balap sepeda juga tak membutuhkan lapangan khusus untuk memainkannya, cukup dengan ketersediaan jalan raya yang memadai. Sehingga masyarakat awam akan termotivasi melakukan kegiatan ini, bukan tidak mungkin memunculkan bibit atlet muda di sektor sepeda. Artikel ini berhasil dibaca sebanyak 10.131 kali.
1. Jadi Gak Enak, Malaysia Perlakukan Indonesia Seperti Raja
Prestasi tersebut membuat Indonesia di istimewakan dalam pagelaran SEA Games 2017 di Malaysia. Entah ada unsur kesengajaan atau tidak, official SEA Games 2017 menampilkan gambar bendera Indonesia dengan benar. Padahal gambar bendera dari negara lain dicetak secara terbalik.
Bukan hanya official, media massa di Malaysia juga menampilkan sebuah foto dengan beberapa gambar bendera negara lain yang terbalik. Namun tidak dengan bendera Indonesia. Tulisan ni merupakan artikel terpopuler di kanal olahraga Kompasiana dengan keterbacaan 12.539 kali.
(Luk)