Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Akankah "Sarahah" Bernasib Sama seperti Telegram?

23 Agustus 2017   03:23 Diperbarui: 15 September 2017   10:42 2498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selengkapnya

3. Bagaimana Menentukan Harga Jual Sebuah Jasa Videografi/Fotografi?

Sumber ilustrasi: flowersweddingconsulting.com
Sumber ilustrasi: flowersweddingconsulting.com
Berbeda dengan produk, usaha jasa biasanya cukup sulit untuk menentukan harga jual. Ini disebabkan oleh sebuah jasa mengandalkan pikiran atau ilmu yang dimiliki saja.

Contohnya adalah usaha videografi. Banyak pengusaha fotografi dan videografi memiliki nilai yang berbeda-beda. Beda lokasi dan kota, beda pula harganya. Perbedaan ini disebabkan oleh cara menghitung harga jual mereka. Rupanya harga jual ini memang harus dihitung benar-benar, bukan hanya diasumsi saja.

Walaupun tidak ada produk berupa barang atau material, cara menghitung harga jual jasa sama dengan menjual barang. Bagaimana perhitungannya?

Selengkapnya

4. Mengapa Masih "Merubah"?

Dokumentasi Agung DwiE
Dokumentasi Agung DwiE
Kesalahan ejaan ini sudah terjadi berulang kali. Media daring kerap menuliskan kata "merubah" daripada "mengubah". Padahal media sebagai alat penyebaran informasi seharusnya menjadi salah satu panutan masyarakat dalam berbahasa.

Ternyata kesalahan yang terjadi berulang-ulang ini memiliki penyebab khusus. Dimulai dari sejarah perkembangan bahasa Indonesia (Melayu) pada zaman Hindia Belanda, kemudian bahasa Melayu ini mulai muncul di surat kabar. Dalam bahasa Melayu, kata "mengubah" sudah muncul dalam teks-teks berbahasa Melayu Klasik.

Sementara itu, kata "merubah" atau "meroebah" atau "merobah" dalam ejaan lama memang baru muncul pada pertengahan abad ke-19 hingga merebaknya pada awal abad ke-20 karena efek dari semakin banyaknya surat kabar berbahasa Melayu sehari-hari. Bagaimana kisahnya sehingga "merubah" ini terus-menerus dipakai orang Indonesia bahkan dalam pidato Bung Karno?

Selengkapnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun