Jakarta - Proses reproduksi manusia tentu melibatkan pasangan pria dan wanita. Pria membuahi sel telur pada rahim wanita dengan spermanya. Tapi sebanyak 185 hasil studi menerangkan bahwa terjadi penurunan jumlah sperma dalam kurun waktu 40 tahun belakangan ini. Apakah ini awal dari kepunahan manusia?
Ulasan ini adalah salah satu artikel pilihan Kompasiana hari ini. Selain itu ada juga laporan dari Dusun Brau, sebuah daerah terpencil yang memproduksi susu sapi berkualitas di Kota Batu, Jawa Timur.
Berikut ini ulasan selengkapnya dari artikel pilihan Kompasiana hari ini.
1. Penurunan Jumlah Sperma dan 'Kepunahan' Umat Manusia
Meski hasil penelitian ini disikapi beberapa pakar dengan skeptis, para peneliti tetap memberi peringatan jika kelak kondisi sperma terus berkurang jumlahnya. Fenomena ini terjadi karena beberapa faktor seperti buruknya pola hidup, lingkungan, juga pengaruh zat kimia terhadap kesehatan.
Penurunan konsentrasi sperma ini bahkan mencapai angka 52,4 persen selama 40 tahun dan banyak terjadi pada laki-laki di Amerika Utara, Eropa, Australia dan Selandia Baru.
2. Jangan Sepelekan Bunga Kamboja di Kuburan!
Untuk apa? Ternyata guguran bunga Kamboja ini digunakan untuk membuat minyak wangi aroma dan benda-benda lainnya.
3. Mengapa Produksi Film Perlu Riset?
Film dokumenter dan film sejarah sangat mutlak untuk dibuat riset yang mendalam. Terkait dengan sumber-sumber sejarah, saksi-saksi sejarah, bukti-bukti peristiwa sejarah, gaya bahasa yang digunakan, benda-benda atau artefak-artefak peninggalan sejarah, dan semua yang terkait dengan peristiwa sejarah yang kita film-kan.
Jika kita menginginkan sebuah film yang ideal, tentu riset menjadi tahap yang tidak bisa kita tinggalkan. Karena riset menjadi bahan untuk menemukan kebenaran historis, sekaligus logis, dan kebenaran etis.
4. Memutus Lingkaran Setan Dunia Pendidikan di Kawasan 3T
Inilah yang menjadi lingkaran setan dalam pendidikan di kawasan 3T. Tidak sedikit guru yang menolak penempatan di daerah ini dengan bermacam alasan. Padahal jika lingkaran setan ini terputus maka besar kemungkinan adanya kemajuan di sektor pendidikan juga kesehatan daerah 3T.
5. Dusun Brau, Daerah Terpencil Penghasil Susu Sapi Perah Utama di Kota Batu
Dusun Brau terletak pada kaki bukit yang lebih populernya dengan sebutan Gunung Banyak, yang bagi para wisatawan merupakan tempat yang tidak asing lagi yang dikenal tempat wisata paralayang. Kawasan di Gunung Banyak ini memang indah dan mempesona, kita bisa melihat panorama Kota Batu dari kejauhan.
Boleh dibilang Dusun Brau ini adalah dusun yang mandiri dalam mengelola potensi daerahnya. Sebagai sentra penghasil susu di Batu cukup membantu dalam memenuhi persediaan susu di antara konsumsi susu di masyarakat yang masih rendah.
(yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H