Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ini Cara ISIS Memanfaatkan Telegram untuk Cari Anggotanya

17 Juli 2017   21:55 Diperbarui: 18 Juli 2017   21:07 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Cun Shi | nytimes.com

Pemblokiran Telegram di Indonesia banyak menuai pro dan kontra. Aplikasi yang didirikan pada tahun 2013 ini, dengan fitur Channel yang dimilikinya, dimanfaatkan oleh ISIS dalam menyebarkan ideologi dan mencari pengikut. CEO Telegram Pavel Durov pun ikut merespon upaya komunikasi pemerintah Indonesia ke Telegram yang sudah dilakukan sejak tahun 2016.

Dari persoalan Telegram sampai berwisata pemandian air panas, berikut headline Kompasiana hari ini.

1. Bagaimana ISIS Memanfaatkan dan Melawan Telegram

Ilustrasi (http://www.stopfake.org)
Ilustrasi (http://www.stopfake.org)
Telegram dikenal sebagai salah satu aplikasi percakapan yang memiliki tingkat enkripsi yang bagus. Aplikasi yang diluncurkan pada tahun 2013 ini menggunakan teknologi clouduntuk penyimpanan datanya.

Kompasianer Ronald Wan menceritakan bahwa ISIS menggunakan internet untuk mempropagandakan ideologi yang dimilikinya. Dari Facebook, Twitter, sampai Telegram. Dengan fitur Channel yang dimiliki Telegram, ISIS terus meluncurkan ideologi dan mencari pengikutnya.

Beberapa Channel ISIS, yang promosinya dilarang menggunakan media sosial populer, dirancang agar bisa low profileagar tidak ketahuan. Penyampaian pesan melalui Channel ternyata cukup efektif untuk melakukan propaganda ke pengikut ISIS.

Selengkapnya

2. Menteri Susi: "Kelautan is Everything!"

Susi pada acara HBH ILUNI (15/7, foto Kamaruddin Azis)
Susi pada acara HBH ILUNI (15/7, foto Kamaruddin Azis)
Kompasianer Kamaruddin Azis menceritakan pengalamannya bertemu langsung dengan Menteri Susi Pudjiastuti. Azis mengatakan bahwa menteri Susi membeberkan relevansi mengapa sungguh getol mengusir asing di Laut Nusantara.

"There are things beyond that I thought. Kenapa saya hantam di Natuna, sebab itu jalur perdagangan kita yang amat rentan," tutur menteri Susi. Suaranya yang semula meninggi kemudian pelan.

Dia melanjutkan bahwa telah banyak sekali permintaan untuk membuka keran eksploitasi oleh asing di laut untuk usaha perikanan yang dimoratorium. Namun menurutnya, sejauh ini belum akan bisa diberikan kecuali untuk investasi di bidang pengolahan.

Selengkapnya

3. Promosi LGBT dalam Serial Televisi dan Kisah Negeri Pelangi Kita

Serial TV Supergirl. Sumber gambar: dc.wikia.com
Serial TV Supergirl. Sumber gambar: dc.wikia.com
Serial televisi yang telah ditonton oleh Kompasianer Rachmat Willy ternyata menarik dan menyenangkan. Terlebih dengan akting pemeran utamanya, sangat terlihat sungguh-sungguh dan menghayati peran yang dibawakannya.

Yang tak kalah menarik, pada season 2 kali ini, tokoh dalam Supergirl yang bernama Alex Danvers ternyata bergumul dengan identitas dirinya. Identitas untuk menjadi seorang yang "straight" atau menjadi penyuka sesama jenis. Ternyata, ia pun menjadi penyuka sesama jenis.

Selanjutnya Rachmat bercerita bahwa film tentang superhero yang memiliki unsur LGBT ini rupanya tidak hanya dimiliki oleh serial Supergirl saja, tetapi masih banyak serial televisi lain yang bertajuk LGBT ini.

Selengkapnya

4. Semua Data di Internet Bisa Terlacak, Ikuti Tips Ini untuk Memproteksi!

Ilustrasi oleh Cun Shi | nytimes.com
Ilustrasi oleh Cun Shi | nytimes.com
Setiap hari tentu kita tidak bisa lepas dari internet dan dunia maya. Semakin adanya jaringan internet di mana-mana, semakin mudah juga pengguna mengaksesnya.

Namun, menurut Kompasianer M. Iqbal, terkadang internet bisa menajdi cambuk di masa depan terhadap apa yang sudah kita perbuat di masa lalu. Secara tak langsung sosial media tidak menghapusnya. Ia tetap tersimpan di database dari sebuah sosial media atau di halaman search engine. Oleh karena itu, ini bsia dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Sebagai generasi milenial, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat memperkuat sistem keamanan sosial media kita. Beberapa hal tersebut bisa diakses melalui tautan di bawah.

Selengkapnya

5. Sauna Alam Terbuka di Kaki Gunung Seulawah, Aceh

Gubuk sauna Ie Seu-Um ditengah-tengah uap belerang (Dokumentasi Pribadi)
Gubuk sauna Ie Seu-Um ditengah-tengah uap belerang (Dokumentasi Pribadi)
Sensasi mandi uap biasanya hanya bisa dilakukan di sejumlah kawasan elit di kota-kota besar. Namun, menurut Kompasianer Syukri Muhammad Syukri ternyata mandi uap di dalam sebuah gubuk di kawasan terpencil tak kalah nyamannya.

Dengan berkunjung ke tempat yang jaraknya hanya 45 Km dari Banda Aceh, atau 3 Km dari Pelabuhan Malahayati Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, kita bisa langsung mengunjungi lokasi sauna tersebut. Gubuk terbuka ini berdiri mengelilingi sumber air panas yang berasal dari bawah bukit tandus penuh ilalang kering.

Sebentar saja berada di dalam gubuk ini, ternyata sudah membuat keringat bercucuran di seluruh tubuh. Menurut Syukri, sangat cocok berendam di dalam kolam air panas ini apabila sedang musim hujan.

Selengkapnya

(FIA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun