Jakarta -- Semakin besar populasi manusia, semakin banyak jumlah sampah yang dihasilkan. Dengan jumlah penduduk yang semakin membludak, Indonesia tentu menjadi salah satu Negara dengan jumlah sampah yang besar di dunia. Lantas apakah bisa Indonesia menekan jumlah sampah ini?
Jerman juga merupakan negara dengan jumlah populasi yang cukup besar meski tidak sebesar Indonesia dan jumlah sampah yang berbanding lurus dengan populasi. Indonesia bisa belajar cara menghemat sampah dari Jerman ini. Artikel ini adalah salah satu artikel pilihan Kompasiana hari ini. Selain itu ada juga artikel tentang bahaya penyakit rabies juga reportase saat mencoba sepeda gratis di kawasan Ancol.
Berikut ini adalah artikel pilihan Kompasiana selengkapnya.Â
1. Belajar dari Hari Hemat Sampah ala Jerman
Di Berlin, semua infrastruktur manajemen pengelolaan sampah ini berjalan sangat baik. Bahkan sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya) pun ada tampungannya. Bagaimana dengan sampah besar, seperti meubel tua atau lemari es tua? Ini pun sudah dipikirkan, sampah-sampah besar ini tinggal ditaruh pada tanggal-tanggal yang sudah ditentukan, nanti sampah ini akan diangkut oleh Truk Sampah Kota.
Gerakan dan proses manajemen sampah inilah yang perlu ditiru di Indonesia. Namun apakah Indonesia sanggup memanajemen sampah yang bahkan mencapai 6700 ton per hari ini?
2. Kenali Rabies, Bukan Hanya dari Anjing Gila
Jadi, hewan seperti sapi dan kuda bisa terinfeksi rabies (misalnya mereka digigit anjing yang terinfeksi rabies) tapi mereka jarang sekali mengigit orang atau mendadak jadi suka mengigit kalau sudah terinfeksi rabies.
Virus rabies adalah virus yang menular dengan cepat. Sederhananya, virus ini menular ke hewan-hewan di sekitar kita seperti bisnis multilevel marketing. Satu anjing dapat menularkan ke anjing lain, sebelum akhirnya dia sendiri akan mati karena virus ini menyebabkan kerusakan otak.
3. Sampah Popok Bayi di Sungai dan Matinya Budaya Bersih
Pernah dalam perjalanan menuju ke tempat kerja, penulis mendapati seorang pengendara motor yang membawa bungkusan plastik. Saat melintas di atas jembatan, dia mendadak melempar bungkusan yang ternyata berisi sampah popok itu ke sungai.
Sampah akan menjadi kawan bila dikelola dengan baik dan bisa diolah menjadi benda bernilai ekonomis. Namun, bila tidak dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi musibah seperti sumber penyakit dan banjir. Dan, karena sampah banyak berasal dari masyarakat, maka masyarakat lah yang pertama bertanggung jawab mengolah sampah.
4. Afi Mengingatkan Saya pada Lance Armstrong
Afi dan Amstrong mempunyai kesamaan. Keduanya adalah publik figur, dikenal dan dipuji orang. Keduanya berkesempatan bertemu dengan pemimpin negaranya masing-masing karena prestasi yang diraih. Mereka juga dianggap berbuat sesuatu yang penting untuk bangsanya, Afi dengan gagasan "warisan" sedangkan Amstrong dengan kegiatan amalnya untuk pasien kanker. Keduanya juga pada awalnya tidak mengakui perbuatan salah yang dituduhkan namun kemudian mengakuinya.
Mereka berdua pun memiliki fans yang tidak sedikit, tapi keberadaan fans ini memiliki konsekuensi. etika seorang publik figur salah, fatal akibatnya, fans bisa jadi berbalik 180 derajat yang pada awalnya memuji berubah menjadi mencela, bahkan membuli secara bertubi-tubi. Seperti cinta menjadi benci yang kata orang beda tipis.
5. Jajal Sepeda Gratis di Ancol Hingga Agustus 2017
Apa yang dilakukan Taman Impian Jaya Ancol ini memang masih uji-coba. Tapi peminat sepeda hijau ini lumayan banyak. Terutama pada pagi dan sore hari. Pada weekend, peminatnya lebih banyak lagi. Namun sepeda hijau ini tidak dilengkapi dengan lampu depan untuk penerang jalan, juga tidak ada lampu kelap-kelip di bagian belakang, sebagai penanda untuk pengendara lain.
Dalam konteks menjaga keselamatan pesepeda, fitur lampu kelap-kelip di bagian belakang sepeda, tentu penting adanya. Maka, bila ingin menggunakan sepeda hijau ini pada malam hari, sebaiknya kita membawa sendiri lampu kelap-kelip tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H