Tentu masih banyak lagi Fiksianer lainnya yang karya-karyanya patut dibaca dan diperhitungkan. Misalnya, Livia Halim dengan gaya surealisme; Fitri Manalu dengan kultur pop; Ikwanul Halim dengan dongeng-dongeng singkat; Pelangi dengan puisi rindu yang tidak mendayu-dayu. Juga tentu, karya karangan dari semua Fiksianer. Sebab Fiksiana itu tempat untuk semua orang berekpresi.
Jika boleh meminjam istilah Budi Dharma, menulis itu seperti puncak gunung es, ia bisa dikerjakan cepat, tetapi telah melalui perenungan dan pengendapan yang panjang. Nanti pembaca bisa rasakan lewat teks, apakah itu pengendapan atau perenungan yang baik. Itu berarti pembaca yang baik. (HAY)
*) Wawancara Putu Fajar Arcana dengan Budi Dharma dimuat di Harian Kompas edisi 12 April 2015, dengan judul "Menu Sastra Serba Instan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H