Sanad
Tugas seorang penulis adalah meyakini apapun yang ia tulis. Itu adalah tulisan John Steinbeck, tujuh tahun setelah ia menerima nobel sastra pada 2 Juni 1969. Bagaimanapun caranya, memang itulah tugas pengarang. Sulit, memang, tapi tidak ada yang mudah untuk keseriusan. Dan, apa yang Sanad upayakan pada karangan-karangannya tidak sekadar bisa kita apresiasi, melainkan juga memang itu hasil keseriusan yang menakjubkan.
Sanad selalu bisa membawa pembacanya dari awal cerita hingga akhir untuk meyakini apa yang ditulisnya. Ketenangannya dalam mengambarkan kejadian atau adegan, dialog-dialog yang menguatkan karakter tiap tokoh dan, tentu saja cerita yang menarik.
Mim Yudiarto
Produktif, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan aktivitas Mim Yudiarto di Fiksiana. Pernah seorang bijak berkata, "produktif adalah satu dari banyak cara untuk menemukan 'bentuk' karya kita". Dan itulah yang dilakukan Mim Yudiarto. Apa yang dilakukannya perlu dicontoh oleh banyak orang sekiranya ingin mendalami sesuatu. Cobalah mulai sekarang. Tiru semangatnya.
Wahyu Sapta
Sastra populer mulai mendapat "pasar" sendiri yang tidak sedikit. Berkembangnya sastra populer tentu sejalan dengan apa update sekarang ini. Punya latar cerita yang segar. Wahyu Sapta sepertnya tahu betul itu. Karya-karyanya seputar percintaan dan persahabatan menggambarkan apa yang tengah dialami oleh anak muda kini. Namun, yang membuat menarik adalah keresahannya.
Ini penting. Menangkap dan menuliskan keresahan yang umum dialami banyak orang tidak mudah. Memahami telebih dulu realitasnya dan membuatnya menjadi segar.
Pringadi Abdi Surya
Puisi-puisi Pringadi memiliki pesan artistik. Memadukan kekayaan rasa dan berpikir yang unik. Puisinya bercerita, seperti dongeng. Menyenangkan membaca puisi-puisi semacam itu. Karena pesan yang ingin disampaikan akan samar-samar dan menimbulkan multi-interpretasi. Puisinya menjadi hidup dan layak diperbincangkan di ruang-ruang diskusi.
***