Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keliling Asia Tenggara Hanya dengan 4,5 Juta Sebulan, Memang Bisa?

26 April 2017   19:45 Diperbarui: 27 April 2017   05:00 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi @backpackermate

Berjalan-jalan ke luar negeri biasanya identik dengan biaya yang cukup tinggi. Namun, jika bisa mengatur budget sedemikian rupa, nyatanya bisa dengan anggaran hanya 4,5 juta selama 30 hari berkeliling Asia Tenggara.

Selain artikel mengenai detail anggaran liburan "irit" yang dihabiskan oleh salah seorang backpacker itu, terdapat artikel lain mengenai orang biasa yang bangga memiliki haters serta bahan bakar minyak Indonesia yang akan habis selama 12 tahun mendatang. Berikut lima artikel headline pilihan Kompasiana.

1. 4,5 Jutaan Keliling Asia Tenggara Selama 30 Hari

Kompasianer Husaini.mhd bercerita tentang pengamalamannya mengelilingi Asia Tenggara dengan budget hanya mencapai 4,5 jutaan selama 30 hari. Walaupun ada beberapa hambatan dalam tripnya, ia dan istri berhasil backpakeran ke 5 negara di Asia Tenggara.

Sejumlah rute yang telah dilalui Husaini adalah Bandung – Singapore – Johor Bahru – Melaka – Kuala Lumpur – Putrajaya – Ho Chi Minh City – Mui Ne – Ho Chi Minh City – Phnom Penh – Siem Riep – Bangkok – Pattaya – Koh Larn Island – Bangkok – Phuket – Phi Phi Island – Hatyai – Penang – Kuala Lumpur – Jakarta – Bandung.

Detail mengenai budget termasuk transportasi, tiket masuk wisata, dan hostel dapat dibaca selengkapnya di artikel ini.

2. Ketika Orang Biasa Bangga Memiliki Banyak Haters

Sumber : jadizdravo.com
Sumber : jadizdravo.com
Di zaman sekarang ini rasanya sudah umum mendengar kata haters. Biasanya haters identik dengan kehidupan selebritis. Namun, menurut Kompasianer Diana Lieur, seiring dengan berjalannya waktu dan arus globalisasi, semakin banyak fenomena haters di kalangan orang biasa. Apalagi banyak dijual kaos atau snapback di kalangan anak muda bertuliskan "Haters make me famous".

Biasanya semakin banyak prestasi seseorang, semakin banyak juga orang yang berusaha menjatuhkannya termasuk haters. Namun semakin ke sini, hal ini bergeser makna dari prestasi menjadi sensasi. Dari sensasi itulah orang tersebut menjadi "terkenal" sehingga memiliki banyak haters.

Lucunya, orang-orang tersebut bangga akan sensasi yang mereka buat di media sosial, bahkan tidak dibarengi prestasi apapun dan cenderung melakukan hal negatif. Ini menciptakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk mereka. Selengkapnya bisa dibaca di sini.

3. Benarkah Bahan Bakar Minyak Indonesia Habis dalam 12 Tahun?

(Foto milik @motulz)
(Foto milik @motulz)
Berawal dari pertanyaan seorang anak kecil kepada ayahnya mengenai apakah mungkin pasokan BBM di Indonesia akan habis, Kompasianer Motulz Anto kemudian mencari sendiri info atau referensi mengenai pertanyaan tersebut.

Kemudian Anto menemukan artikel beberapa bulan lalu yang ditulis oleh wakil menteri ESDM, Arcandra Tahar. Estimasi dari beliau, cadangan persediaan bahan bakar minyak di Indonesia akan perlahan habis dalam 12 tahun ke depan saja.

Prediksi ini tentu disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah menurunnya usaha-usaha eksplorasi sumber tambang minyak di Indonesia.  Aktivitas eksplorasi sumber minyak saat ini menurun sangat drastis, dari 70 menjadi 16 aktivitas.

Tentu hal ini patut dijadikan concern terbesar oleh pemerintah atau pengusaha migas untuk masalah krisis penyediaan bahan bakar minyak. Selengkapnya bisa dibaca pada tautan ini.

4. Kata Siapa Minat Baca Indonesia Rendah?

Dokumentasi Marlistya Citraningrum
Dokumentasi Marlistya Citraningrum
Dilihat dari membludaknya pengunjung Bid Bad Wolf (BBW), menimbulkan pertanyaan besar bahwa jika ada studi yang mengatakan bahwa minat membaca Indonesia rendah, mengapa pameran buku ini begitu fenomenal dan menarik banyak pengunjung?

Kemudian Kompasianer Marlistya Citraningrum mencari tahu mengenai studi dari mana yang mengatakan bahwa minat membaca Indonesia rendah. "Prestasi” Indonesia sebagai negara dengan minat baca rendah ini agaknya pertama kali disebut oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di tahun 2016.

Yang menarik dari studi ini menurut Marlistya adalah interpretasinya bagi kita. Secara keseluruhan kita memang ranking 60 dari 61 negara yang menjadi objek studi. Namun, pemilihan 61 ini bukan tanpa alasan. Selengkapnya baca di sini.

5. Millennial yang Selalu Dicap Pemalas, Ini 5 Nasihat untuk Kalian

Ilustrasi: royall.biz
Ilustrasi: royall.biz
Tidak sedikit stigma negatif yang melekat pada generasi millennial dalam lingkungan pekerjaan. Di antaranya adalah kutu loncat, pemalas, tidak sabar, dan tidak fokus.

Ini memang merupakan sebuah tantangan besar untuk kehidupan karir generasi millenial. Tapi jika mendapat arahan dan dukungan yang tepat, tentu bisa sukses nantinya.

Beberapa kreator menginspirasi Kompasianer Andrew Prasatya yang sukses menciptakan karya serta dibicarakan banyak orang. Di antaranya adalah bekerja lebih keras dari Casey Neistat. Vlogger dan film maker ini selalu menyisipkan pesan motivasi dalam vlog yang dia buat.

Lalu, pelajaran apa lagi oleh tokoh inspiratif lain yang harus diambil generasi millennial agar sukses dalam karirnya? Selengkapnya di sini.

(FIA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun