Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pelatih Asing Maupun Lokal, yang Terpenting adalah Pembinaan Usia Dini

7 April 2017   14:53 Diperbarui: 9 April 2017   17:30 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih timnas U-22, Luis Milla. Kompas.com

Memang, kita perlu meniru dan belajar banyak dari mereka agar kita kelak bisa bersaing, dan salah satunya adalah dengan mendatangkan jasa pelatih dari sana. Gunanya adalah agar Indonesia juga bisa mengenal dan menerapkan strategi yang digunakan oleh Eropa atau Amerika.

"Masalah kekalahan perdana saya rasa wajar-wajar saja, semua butuh proses. Apalagi menerapkan disiplin sepak bola Indonesia tidaklah mudah. Saat ini Indonesia belum punya pelatih lokal yang pengalamannya internasional," lanjut Zuddin.

Senada dengan Zuddin, Nafis Azmi juga menilai bahwa performa buruk di laga awal timnas bukan berarti sang pelatih bisa langsung disalahkan begitu saja. Dan sangat terburu-buru jika mengatakan pelatih lokal lebih baik, bila hanya menilik satu atau dua pertandingan debut Luis Milla. Menurutnya, pengamat sepak bola tentu tahu bahwa pertandingan kemarin hanyalah semacam uji coba untuk memetakan kekuatan timnas.

"Adaptasi baik dari segi bahasa, dan pola permainan tidak bisa diwujudkan sekejap mata. Coba saja merujuk pada kepelatihan Alfred Riedl sebelumnya. Indonesia di bawah Riedl nyaris merebut piala. Tentu bukan masalah pada pelatih, karena jelas yang perlu dibenahi bukan pemain atau pelatih. Melainkan manajemen PSSI dalam mengelola timnas," ungkap Nafis.

Jika kita kembali jauh ke belakang, sebenarnya ada nama pelatih timnas lokal Indonesia yang mampu membawa Indonesia berjaya di Internasional. Adalah Bertje Matulapelwa yang memberikan medali emas bagi timnas Indonesia di ajang SEA Games 1987 silam.

Kesuksesan Bertje baru bisa diikuti oleh pelatih lokal lainnya bertahun-tahun berikutnya. Adalah Indra Sjafri yang membawa timnas U-19 merengkuh trofi Piala AFF 2013 lalu.  

Di tahun 2000an pergantian pelatih pun terus terjadi. Sejak aturan SEA Games berubah, di mana pada cabang olahraga sepak bola timnas yang boleh bertanding adalah U-23, catatan prestasi pelatih lokal jauh lebih baik.

Contohnya adalah Rahmad Darmawan yang membawa Garuda dua kali melaju ke final yaitu pada 2011 dan 2013. Pelatih asing seperti Ivan Kolev dan Alberto Bica pun tidak mampu membawa Timnas U-23 lolos babak penyisishan grup.

Meski demikian jika PSSI tidak berbenah diri dan melakukan pembinaan usia dini, entah itu pelatih lokal maupun asing akan tetap berakhir sama yaitu kegagalan.

(yud)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun