Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ternyata Menghitung Jumlah Demonstran Bisa Menggunakan Google Maps

5 April 2017   23:02 Diperbarui: 6 April 2017   06:30 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zakir Naik (Foto. Sindonews.com)

Dimulai pada hari Minggu kemarin, Cendekiawan muslim asal India dr. Zakir Naik sedang melakukan safari dakwah di Indonesia. Hal ini menimbulkan beberapa opini di kalangan masyarakat Indonesia mengenai ulama yang sempat menuai kontroversi ini.

Selain itu, terdapat pula artikel mengenai menghitung jumlah demonstran di jalan menggunakan Google Maps. Berikut lima headline pilihan Kompasiana.

1. Cara Menghitung Jumlah Demonstran dengan Google Maps

Menghitung demonstran yang tumpah ke jalanan ternyata mudah. Perkiraan jumlah demonstran ternyata bisa dilakukan dengan menggunakan Google Maps dengan menggunakan fitur metrik. Walaupun belum terlalu akurat, pergerakannya sudah smooth dan kualitas gambar cukup tajam.

Perhitungan dengan Google Maps ini bisa bermanfaat bagi kepolisian untuk perimeter pengamanan aksi unjuk rasa. Selain itu, bisa digunakan untuk menghitung jumlah kendaraan mobil yang macet di jalan.

Bagaimana langkah-langkah memakai Google Maps untuk menghitung jumlah demonstran atau kendaraan di jalan ini? Simak ulasan selengkapnya dalam link berikut ini.

Selengkapnya

2. Zakir Naik Luput Memasukkan Agama sebagai Perekat Bangsa

Zakir Naik (Foto. Sindonews.com)
Zakir Naik (Foto. Sindonews.com)
Berkaitan dengan kedatangan Zakir Naik yang sedang melakukan safari dakwah di Indonesia, isi ceramahnya masih menimbulkan berbagai pro-kontra di tengah masyarakat. Isi ceramah yang berfokus pada toleransi antarumat beragama ini tepat diterapkan di Indonesia, terlebih dalam kondisi seperti sekarang ini.

Kompasianer Edy Supriatna Sjafei menceritakan mengenai keragaman harmoni antarumat beragama yang sudah berlangsung sejak sangat lama di Indonesia, jadi sejatinya pada momen Pilkada DKI Jakarta ini tidak usah saling menyinggung sampai menimbulkan perselisihan satu sama lain. Di Indonesia, agama adalah perekat bangsa, bukan alat pemecah bangsa.

Selengkapnya

3. Senjata Mahasiswa: Membaca dan Menulis

Gambar: iStock
Gambar: iStock
Mahasiswa memang tak pernah lepas dari kata berintelektual karena mahasiswa merupakan orang yang terpelajar. Tetapi terdapat perbedaan antara intelegensia dan intelektual. Intelegensia (terpelajar) adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, selain itu intelektual adalah orang yang lebih dari yang terpelajar.

Mahasiswa yang berintelektual tentu memiliki beberapa karakteristik tertentu, yakni bisa memahami berbagai gejala sosial dari berbagai sudut pandang, dan tidak dibatasi hanya pada ilmu yang dimilikinya. Maka dari itu, minat membaca haruslah tinggi.

Namun, permasalahan yang terjadi saat ini adalah kurangnya minat mahasiswa dalam membaca dan menulis, mereka lebih suka berkutat dengan handphone daripada buku. Padahal, sebagai generasi pengubah bangsa, mahasiswa tidak boleh lelah untuk selalu membaca. Jangan hanya membawa gaya hidup yang pragmatis sampai dengan gaya pemikiran yang kolot.

Selengkapnya

4. Orang "Ketiga" yang Menyelamatkanmu dari Pasangan yang Salah

Sumber Gambar (Cerita Sebuah Kado - WordPress.com)
Sumber Gambar (Cerita Sebuah Kado - WordPress.com)
Sosok orang ketiga biasanya bermakna negatif, karena orang ketiga biasanya merupakan sosok perusak hubungan orang lain. Namun, menurut Kompasianer Boris Toka Pelawi, tak selamanya orang ketiga memiliki stigma buruk. Orang ketiga dapat dikatakan buruk tergantung momentum dan bagaimana kejadiannya.

Pada kasus orang ketiga yang merebut orang yang sudah memiliki pasangan, ini merupakan hal yang benar-benar salah karena mengganggu hubungan orang lain. Tetapi pada kasus lain misalnya hubungan kamu sedang sangat bermasalah sampai berkali-kali sudah putus-nyambung sampai kamu lelah, kemudian muncul orang lain yang bisa lebih memperhatikan dan menghargai kamu, di sini lah kamu mulai "tertarik".

Namun semua itu tidak berarti terasa mudah. Karena semua keputusan ada di tangan kita sendiri, apakah menyambut "orang baru" tersebut atau tetap mempertahankan berhubungan dengan orang yang sama. Mungkin ini lah salah satu jawaban atau bahkan "teguran" Tuhan untuk kamu.

Selengkapnya

5. Jadi Penulis Pemula, Selamanya..

Sumber: http://www.caraspot.com
Sumber: http://www.caraspot.com
Kompasianer Achmad Saifullah menceritakan pengalamannya sebagai penulis. Menurutnya, ia merupakan seorang penulis pemula, akan menjadi penulis pemula, dan bisa jadi selalu menjadi penulis pemula.

Ia selalu merasakan perasaan "lega" ketika menyelesaikan sebuah tulisan. Achmad menuturkan bahwa proses kreatif menulis merupakan sebuah lingkaran yang bergerak dalam jalur linier. Seorang penulis tidak boleh dan tidak mungkin berhenti dalam menulis.

Walaupun dalam menulis terkadang banyak hambatan seperti stagnasi yang bisa membunuh "kemanusiaan" penulis, sesungguhnya menulis merupakan sesuatu yang mengalir. Sudut pandang terhadap suatu tema tertentu memiliki jumlah yang terbatas. Karena itulah ketika penulis lahir kembali, ia akan jadi penulis pemula dan melihat dunia dengan mata pandang baru.

(FIA)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun