Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kontoversi Pembangunan Pabrik Semen hingga Masalah Pasha "Ungu" dan Messi

30 Maret 2017   21:06 Diperbarui: 1 April 2017   19:00 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi I http://supplementhunter.com

Indonesia seakan sedang dilanda kecanduan pembangunan pabrik semen padahal sudah melampaui kebutuhan dalam negeri dan banyak pabrik semen merugi. Bukan itu saja, dampaknya terhadap lingkungan amat berbahaya seperti yang terjadi di Tiongkok.

Bukan hanya masalah pabrik semen, kali ini kami menyuguhkan beberapa artikel headline pilihan Kompasiana seperti kontroversi yang dilakukan oleh Pasha "Ungu" yang menggelar konser di Singapura. inilah lima artikel pilihan Kompasiana hari ini. 

1. Aneh, Sudah Kelebihan Suplai, Kenapa Pabrik Semen Terus Dibangun?

Petani Kendeng menolak pembangunan pabrik semen. Harian Kompas
Petani Kendeng menolak pembangunan pabrik semen. Harian Kompas
Pembangunan Infrastruktur di Indonesia memang sedang di genjot oleh pemerintahan Jokowi, sehingga negara membutuhkan ketersediaan semen. Kompasianer bernama Ilyani Sudardjat keheranan setelah melihat tayangan wawancara salah satu media televisi swasta di Indonesia dengan Dirut PT. Semen Indonesia. Pada wawancara tersebut, terungkap bahwa produksi semen di Indonesia mencapai 90 juta ton, sementara kebutuhannya hanya 60 juta ton.

Hampir semua pabrik semen merugi karena permintaan yang menurun sebesar 30%, hanya PT. Semen Indonesia yang mampu meraih untung sebesar 1,4%. Fenomena ini tak diindahkan oleh pemerintah, kini ada sekitar 10 pabrik semen yang akan di bangun di atas tanah Ibu Pertiwi. Pembangunan tersebut sering mendapat protes keras dari petani. Pembangunan pabrik dikhawatirkan merusak ekosistem dan mengancam produksi pertanian mereka. Seharusnya pemerintah belajar dari Negeri Tiongkok, pasalnya pembangunan pabrik semen di sana mengganggu kesehatan.

Kerugian lingkungan dan kesehatan Negeri Tirai Bambu itu berkisar Rp 400an triliun pertahun. Akhirnya pemerintah Tiongkok membangun pabrik semen di negara lain semisal Tajikistan. Lalu bagaimana kelanjutan pembangunan pabrik-pabrik semen di Indonesia? Simak ulasan lengkapnya pada tautan di bawah ini

(Selengkapnya)

2. Apakah Pasha Ungu Melanggar Aturan?

KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG
KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG
Pentolan Grup Band Ungu sekaligus Wakil Wali Kota Palu Pasha "Ungu" membuat geger masyarakat. Pria bernama lengkap Sigit Purnomo Said ini menggelar konser di Singapura pada 25 Februari 2017 malam. Masalahnya, Wakil Wali Kota Palu itu melakukan perjalanan ke Singapura tanpa izin Menteri Dalam Negeri.

Hal ini Merujuk pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 76 ayat (1) huruf i tentang izin perjalanan ke luar negeri. Namun ada lagi rujukan dari Mendagri yaitu Keputusan Mendagri Nomor 116 Tahun 2003 tentang pemberian izin ke luar negeri dengan alasan penting bagi pejabat negara.

Ada dua turunan dari keputusan ini, pertama keadaan untuk tidak melaksanakan tugas kedinasan karena ke luar negeri yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dalam jangka waktu tertentu dan alasan ke dua adalah alasan untuk melaksanakan kewajiban agama, berobat dan keperluan keluarga lainnya. Lalu apakah Pasha bersalah? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

(Selengkapnya)

3. Terima Kasih untuk Contoh Burukmu, Messi!

Messi saat bersitegang dengan hakim garis/goal.com
Messi saat bersitegang dengan hakim garis/goal.com
Kata adalah senjata, mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan situasi bintang Barcelona, Lionel Messi. Saat itu Messi melakukan protes keras terhadap keputusan asisten wasit pada laga Timnas Argentina kontra Chile, Kamis (23/3). Berkat aksinya, Messi dilarang bermain selama empat kali pada ajang internasional dan denda sekitar Rp 135 juta.

Situasi ini amat memberatkan langkah Tim Tango untuk memperebutkan tiket menuju Piala Dunia di Rusia pada 2018. Akhirnya pada laga kontra Bolivia, mereka kalah dua gol tanpa balas. Tim asuhan Edgardo Bauza kini menempati posisi lima, padahal hanya ada empat tim yang secara otomatis berhak mewakili zona CONMABOL.

Lalu bagaimana langkah yang harus dilakukan oleh Argentina? Simak ulasan lengkapnya pada tautan di bawah ini.

(Selengkapnya)

4. Selain Jatuh Cinta, dari Mata Bisa Beritahu Kesehatanmu

ilustrasi I http://supplementhunter.com
ilustrasi I http://supplementhunter.com
Mata memang mampu memberi sinyal kepada lawan bicara soal isi hati, salah satu panca indra ini ternyata bisa menunjukan kesehatan Anda. Kompasianer bernama Listhia H Rahman pada tulisan terbarunya menuturkan beberapa masalah pada mata seperti bercak merah pada bagian putih mata. Menurutnya, kasus ini tidak usah terlalu dipikirkan karena akan menghilang dengan sendirinya.

Ternyata masalah pada mata disebabkan karena kebiasaan kita sendiri seperti menatap layar baik komputer maupun gawai. Namun kedua bola mata tak tinggal diam jika sudah terlalu lelah, keduanya akan protes dengan cara pandangan kabur, kesulitan fokus, nyeri di punggung, leher, hingga sakit kepala.

Agar mata Anda tetap sehat, cobalah untuk menjaga pola makan yang mengandung vitamin A,C, dan E. Hindari kebiasaan merokok karena rentan terkena katarak. Lalu bagaimana cara merawat mata? Simak ulasan lengkapnya pada tautan di bawah ini.

(Selengkapnya)

5. Buat Apa Capek-capek Mendaki Gunung?

Pemandangan spektakuler dari puncak gunung Talang, Solok, Sumatera Barat (dokumentasi pribadi Sutomo)
Pemandangan spektakuler dari puncak gunung Talang, Solok, Sumatera Barat (dokumentasi pribadi Sutomo)
Banyak pendaki yang memberikan jawaban berbeda jika ditanyakan soal alasan mereka melakukan pendakian. Jawaban yang diberikan berkisar pada pengenalan diri sendiri, agar mengenal alam dan hakikat Tuhan, dan agar mencintai Indonesia.

Tujuan itu menurut Kompasianer bernama Sutomo Paguci adalah jawaban abstrak tapi benar adanya karena setiap orang memiliki niat dan tujuan sendiri saat mendaki. Ada beberapa pendaki yang punya jawaban kongkrit yaitu untuk melakukan penelitian karena mereka adalah ahli botanji.

Lalu apa filosofi Sutomo dalam mendaki gunung? Simak jawaban lengkapnya pada tautan di bawah ini.

(Selengkapnya)

(LUK)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun