Setelah itu mereka pun mengadakan rapat pleno untuk membahas banyaknya kasus korupsi yang masih tidak belum terbongkar. Kemudian merekapun berinisiatif untuk melakukan aksi dan tidak ditunggangi oleh faktor politik. Namun, tidak seluruh peserta Jambore mengikuti aksi ini.
Aliem melanjutkan bahwa kasus korupsi yang belum tuntas di kepemimpinan sebelumnya memang perlu diselesaikan. Tetapi, sasaran demo juga harus diperhatikan agar tidak salah sasaran. Ia melanjutkan bahwa sesungguhnya yang harus didemo adalah yang memiliki kewenangan dalam penegakkan hukum. Sehingga aksi ini bisa jadi hanya sia-sia dan menjadi "blunder" semata karena "salah sasaran".
4. Siapa yang Mendemo SBY?
Fotarisman menjawabnya dengan melihat dari sudut pandang lapangan. Ada politisi Partai Demokrat yang menuding bahwa demo di Kuningan (markas Agus-Sylvi) jangan dibalas dengan demo ke rumah Lembang (markas Ahok-Djarot). Tetapi, mungkin saja demo di rumah SBY ini juga dipandang sebagai playing victim oleh pihak yang dituduh. Pendapat lain mengatakan bahwa demo mungkin digerakkan oleh Partai Demokrat sendiri.
Sangkaan lain oleh Fotarisman adalah mungkin saja demo ini dilakukan untuk memperkeruh suasana. Mereka yang ingin memperburuk atau pengalihan situasi adalah yang ingin mendapapatkan keuntungan dari pro-kontra antara pihak Agus-Sylvi dengan Ahok-Djarot.
(FIA/yud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H