Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

7 Destinasi Asyik yang Layak Dicoba Akhir Pekan Ini

3 Februari 2017   17:25 Diperbarui: 4 Februari 2017   09:39 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat wisata baru di Jogja. Dokumentasi pribadi

Akhir pekan selalu dinanti-nanti. Karena bagi para pekerja, hanya akhir pekan lah waktu yang tepat untuk dapat berkumpul bersama keluarga, berlibur, atau sekadar hang out bersama rekan-rekan. Pada bulan Januari lalu, cukup banyak Kompasianer yang menulis ulasan tentang wisata setiap harinya. Destinasi yang dibahas dan direkomendasikan itu tersebar di penjuru Nusantara bahkan di luar Indonesia. Oleh karena itu, kami mencoba merangkum sebanyak 7 artikel wisata yang paling laris dibaca di Kompasiana dan mungkin ketujuh destinasi yang dibahas ini bisa menjadi salah satu rekomendasi untuk Anda menghabiskan akhir pekan ini. 

1. Menapaki Jejak Serdadu Jerman di Megamendung

Komplek makam Jerman. Dokumen pribadi Diella Dachlan
Komplek makam Jerman. Dokumen pribadi Diella Dachlan
Berkunjung ke tempat-tempat indah rasanya sudah sangat biasa. Bagaimana kali ini jika mengunjungi tempat yang sedikit menguji "adrenalin"? Kompasianer Diella Dachlan menceritakan kunjungannya ke makan serdadu Jerman.

Tidak usah jauh-jauh sampai ke Jerman, makam ini hanya berlokasi di Megamendung, Kabupaten Bogor. Dikelola oleh Kedutaan Besar Jerman, makam ini cukup menarik para wisatawan. Akses menuju tempat ini juga tidak sulit.

Makam Jerman ini tidak berpagar. Penandanya adalah bangunan-bangunan makam berwarna putih dan tugu putihnya kontras dengan hijau gelap dan cokelat. Di sekitar makam ini terdapat banyak pohon rimbun yang mengelilingnya.

Selengkapnya

2. "Hidden Canyon" Beji Guwang, Cantik tapi Menantang

Ini Hidden Canyon Guwang yang eksotik (dokpri)
Ini Hidden Canyon Guwang yang eksotik (dokpri)
Pesona Bali memang tak pernah ada habisnya. Selain keindahan pantainya, ternyata Bali memiliki objek wisata lain yang tak kalah menarik. Menurut Kompasianer Tri Lokon, Hidden Canyon Beji Guwang sangat cantik tetapi menantang.

Menuju ngarai (canyon)nya, perjalanan yang ditempuh tidaklah mudah. Bebatuan yang terdapat di sepanjang aliran sungai cukup besar. Oleh pemandu Tri yang bernama Wayan, ia diperingatkan bahwa tidak usah ragu dan jangan takut untuk melangkah, berjalan seperti biasa saja. Tri pun sangat menikmati perjalanannya sembari mendengar kesejukan gemercik suara air yang jatuh dari atas.

Hidden Canyon Beji desa Guwang Kecamatan Sukowati, Kabupaten Gianyar, ini ternyata belum lama dibuka. Baru sekitar dua tahun lalu bermula ketika ada seorang fotografer yang mengambil foto ngarai bertebing itu kemudian diupload ke internet. Setelah itu, semakin banyak yang penasaran dengan tebing yang sangat eksotik ini.

Selengkapnya

3. "Benteng Takeshi", Tujuan Wisata Baru di Yogyakarta

Tempat wisata baru di Jogja. Dokumentasi pribadi
Tempat wisata baru di Jogja. Dokumentasi pribadi
Klasiknya kota Jogja memang tidak pernah hilang peminatnya. Bagi yang menyukai pemandangan luas dan lepas, menurut Kompasianer Daniel Suharta, “The Lost World Castele” atau banyak yang menyebutnya dengan "Benteng Takeshi", ini sangat menarik untuk dikunjungi.

Tempat wisata yang masih melakukan penyempurnaan bangunan sana-sini ini sudah mengundang animo yang begitu besar dari masyarakat yang sangat antusias mengunjungi bangunan yang cukup megah ini.

Dengan hanya memakai moda transportasi sepeda, waktu yang terbuang di jalan terasa sangat worth it apabila sudah sampai di sini. Daniel menjelaskan secara detail mengenai rute menuju tempat ini.

Mengenai apa saja yang ada di dalam tempat ini, Daniel menuturkan bahwa sebenarnya tidak ada apa-apa selain keindahan bangunan yang dipadu dengan keindahan Gunung Merapi. Arah selatan juga terlihat cakrawala luas yang sangat indah.

Selengkapnya

4. Menguak Misteri Alas Kedaton; Rumah Gerombolan Kera dan Pura Dalam Kahyangan

Alas kedaton, rumah 2 ribu kera di Bali (Dokumentasi pribadi)
Alas kedaton, rumah 2 ribu kera di Bali (Dokumentasi pribadi)
Tidak ada habisnya memang apabila membahas destinasi wisata di Bali. Selain pantai dan tebing, jangan lupa untuk turut menyambangi Alas Kedaton di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, sekitar 4 km dari Tabanan dan 40 menit dari pantai Kuta. Menurut Kompasianer Trie Yas, ada sekitar 2.000 kera hidup di hutan lindung dengan luas kurang lebih 12 hektar ini.

Kera-kera yang berkeliaran di sini cukup ramah pada pengunjung yang datang. Selain itu, kawasan Alas Kedaton terasa sangat alami dan nyaman karena penduduk sekitar hutan yang sanagt memegang teguh adat yang melarang sembarangan dalam menebang pohon.

Di samping itu, menurut Trie, tidak lengkap jika tidak berkunjung ke pura apabila datang ke Bali. Di dalam Alas Kedaton terdapat pula sebuah pura suci yang dipakai upacara keagamaan seperti yang lainnya di Bali.

Selengkapnya

5. Mematok Harga Tinggi, Pengusaha Odong-odong Alun Kidul Yogyakarta Perlu Dibina

Sumber gambar: travel.tribunnews.com
Sumber gambar: travel.tribunnews.com
Belum ke Jogja namanya jika kita hanya sekadar pergi menuju tempat wisata tanpa menumpang sebuah transportasi khas atau andalan milik Jogja. Selain becak, menurut Kompasianer Berty Sinaulan, sering juga ditemukan odong-odong yang unik. Di sini kendaraan kayuh ini dibentuk seperti mobil serta diberi hiasan dan lampu kelap-kelip warna-warni.

Kendaraan wisata ini dapat ditemukan di alun-alun kota. Namun, pada musim liburan seperti libur tahun baru kemarin, ada sedikit "keuntungan berlebih" yang dimanfaatkan oleh para pengusaha odong-odong. Mereka memasang tarif sangat tinggi, yakni Rp150.000 sekali putaran mengitari alun-alun kota Jogja.

Karena berita ini menjadi tersebar secara viral, Berty menuturkan bahwa diperlukan peran pemerintah setempat dalam menanamkan konsep "sadar wisata". Hal ini bisa mendukung masyarakat agar situasi dapat kondusif dalam mewujudkan perkembangan kepariwisataan yang ada di suatu wilayah.

Selengkapnya

6. Mumi Tubuh Asli Ratu Cleopatra Tersimpan di London

Mumi Cleopatra di Inggris. Dokumentasi pribadi
Mumi Cleopatra di Inggris. Dokumentasi pribadi
Beralih dari kawasan Indonesia, kawasan wisata mancanegara tidak kalah menariknya. Kompasianer Ita DK menceritakan pengalaman menariknya dalam mengunjungi Museum British di London. Di sini disimpan mumi asli Cleopatra, seorang Ratu Mesir yang terkenal dan cantik itu.

Ita paling berminat dan tertarik pada koleksi mumi dari Mesir. Terdapat 140 koleksi mumi dan petinya yang masih awet sampai ribuan tahun dibungkus dengan tanah dan rempah-rempah pada zaman sebelum Masehi. Semuanya pun masih lengkap organ tubuhnya ketika di X-Ray.

Setelah museum Mesir, museum British merupakan lokasi kedua terbesar dan terlengkap yang menyimpan koleksi seni Mesir Kuno dengan jumlah lebih dari 100.000 buah. Koleksi museum ini diambil dari banyak periode dan lokasi-lokasi penting di Mesir.

Selengkapnya

7. Semalam di Phuket, Antara Tom Yam dan Singkong Thailand

Tom Yam (Foto: Pixabay/Sharonang)
Tom Yam (Foto: Pixabay/Sharonang)
Mengunjungi negara Asia Tenggara juga tidak ada habisnya. Keistimewaan pemandangan serta keragaman kulinernya tak akan pernah bosan dinikmati oleh para wisatawan. Sebut saja Thailand, Kompasianer Ang Tek Khun sangat menikmati kuliner yang ada di negara ini.

Di antara berbagai menu yang menjadi favorit orang-orang, Ang Tek Khun sangat menyukai Tom Yam dan Singkong ala Thai. Menurutnya, karena Tom Yam memiliki cita rasa selangit, ini bisa menjadi "moodbooster" mujarab ketika sedang merasa kurang bersemangat. Kandungan herbal yang ada dalam sup ini seperti serai/sereh memiliki beragam khasiat seperti menurunkan tekanan darah tinggi.

Tom Yam juga mengajarkan kebhinekaan serta mengajarkan demokrasi karena tidak ada standard baku bagaimana ia diracik sampai menghasilkan rasa. Kandungan lauk dalam sup Tom Yam pun tidak jarang sering diganti.

Sajian singkong Thailand pun tidak kalah nikmat. Singkong Thailand ini diberi vla dan terkadang keju parut.

Selengkapnya

(FIA/yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun