Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Anak Tunggal Memiliki Sifat Manja, Benarkah?

31 Januari 2017   20:18 Diperbarui: 31 Januari 2017   21:28 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baterai lithium ion. dering.co.id
Baterai lithium ion. dering.co.id
Melalui situs resminya Samsung pada tanggal 13 Oktober 2016 lalu mengeluarkan press release yang berjudul “Samsung Perluas Penarikan Semua Perangkat Galaxy Note7”, pasca kejadian meledak dan terbakarnya baterai Lithium-ion dari telepon pintar keluaran terbaru Samsung tersebut.

Sebuah baterai Lithium-ion memiliki kepadatan energi hingga sekitar 160 watt jam per kilogram (Wj/kg), kira-kira dua kali lipat dari baterai alkalin baru atau baterai isi ulang NiCad. Untuk menghasilkan tenaga, baterai Lithium-ion bergantung pada tiga komponen utama, yaitu: katoda bermuatan positif (yang terbuat dari oksida logam), anoda bermuatan negatif.

Ketika pemisah plastik dilanggar atau mengalami kebocoran, maka hal itu akan menyebabkan arus pendek, yang memicu proses yang disebut pelarian termal (thermal runaway). Peristiwa inilah yang membuka jalan utama mulai terjadinya kebakaran.

Selengkapnya 

4. Belajar Hidup Teratur dari Negeri Matahari Terbit

Ketertiban warga Jepang. Wisataseru.com
Ketertiban warga Jepang. Wisataseru.com
Jepang, negeri matahari terbit ini memang dikenal dengan warganya yang menjunjung tinggi ketertiban. Berdasarkan pengalaman, penulis artikel ini banyak belajar tentang ketertiban di Jepang.

Contohnya mengenai pandangan orang Jepang terhadap waktu. Mereka sangat menghargai waktu yang ada. Dari penyusunan jadwal acara sampai hal sekecil apapun. Acara di sana dimulai tepat sesuai dengan jadwal, bahkan di beberapa sesi beberapa menit sebelum jadwal sudah dimulai.

Pelajaran berikutnya mengenai sabar dan tertib dalam antrian. Tanpa membedakan status dan kedudukan seseorang. Tidak ada istilah kata menyela atau menyerobot dalam sistem antrian di sana. Mereka sangat menghargai dan menghormati sesama apapun itu statusnya. Mereka saling mengantri dengan sabar untuk menunggu giliran mereka. Dalam hal menghormati sesama, Jepang sangat menghormati orang-orang yang berkebutuhan khusus, cacat, orang tua, hamil akan mendapatkan fasilitas khusus dari pemerintah.

Selengkapnya 

5. Begini Modus yang Biasa Digunakan Penipu Melalui Telepon

Ilustrasi penipuan melalui telepon. Shutterstock
Ilustrasi penipuan melalui telepon. Shutterstock
Bagi para pengguna telepon seluler tentu sudah tidak heran lagi menjadi sasaran percobaan penipuan. Hampir setiap hari kita mendapat kiriman SMS telah memenangkan undian. Ujung-ujungnya, kita diminta uang. Pengalaman pertama penulis ditelepon oleh penipu adalah pada tahun 2007. Modusnya memberitahukan bahwa penulis menang undian. Saat itu, penipuan berkedok undian belum semarak sekarang ini.

Tidak hanya perseorangan. Bahkan institusi gereja pun pernah jadi sasaran penipuan. Usai gempa tqhun 2006, ada orang yang mengaku dari pejabat di Departemen Agama. Dia menyebutkan bahwa Departemen Agama berjanji akan memberikan bantuan kepada gereja-gereja yang rusak karena digoyang gempa. Namun dia meminta uang lebih dulu agar bantuan itu dapat dicairkan.

Dari hari ke hari, penipu berusaha mencari cara-cara baru untuk memperdaya masyarakat. Mereka semakin menyempurnakan tekniknya sehingga orang yang waspada sekali pun dapat terjerat masuk perangkap. Tentu ini menggelisahkan. Meski polisi sudah berkali-kali membongkar sindikat penipuan ini, tapi jumlahnya seolah tak berkurang. Lalu bagaimana menyikapi situasi ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun