Kejanggalan tersebut dapat dilihat ketika kasus ini masih bergulir di meja hijau, para saksi melihat beberapa kejanggalan dari kematian Nasrudin. Sehingga tak heran jika Antasari mencoba merangkul berbagai pihak yang memiliki kepentingan untuk membongkar tabir pembunuhan tersebut. Semua ini tidak mudah karena keamanan dan ketenteraman keluarga Antasari menjadi taruhan.
Pada saat itu tim kuasa hukum Antasari menilai setidaknya ada sepuluh bentuk kejanggalan dalam kasus ini, diantaranya adalah penyitaan anak peluru dan celana jeans yang dikenakan korban. Pemeriksaan tim forensik hanya berfokus pada anak peluru namun tidak memeriksa kondisi mobil korban. Politisasi kasus Antasari disinyalir terkait pada beberapa kasus besar yang sedang ia beserta komisi anti rasuahnya mengejar kasus korupsi dana BLBI, kasus Bank Century dan pengadaan Identity Character Recognition (ICR) KPU.
Tantangan paling besar dalam kasus Antasari adalah kesediaan pihak kepolisian untuk membuka kembali perkara ini. “Masalahnya apakah kepolisian akan ikhlas untuk membuka kasus ini kembali dan nenuruti kemauan Antasari menelusuri jejak SMS misterius itu. Ini karena kejanggalan kasus ini tak lepas dari tindakan penyidik juga. Inilah persoalannya,” kata kompasianer bernama Mohammad Mustain pada artikelnya.
Selain kesediaan pihak kepolisian, Mustain berpendapat bahwa mengusut kasus korupsi yang diduga menyebabkan Antasari menjadi pesakitan harus diselesaikan.
3. Pajak Tinggi untuk Tanah yang Menganggur
Dibandingkan dnegan membeli tanah di kala murah kemudiannya dijual bertahun-tahun kemudian setelah harga meningkat naik secara drastis,lebih baik tanah tersebut dimanfaatkan untuk hal yang produktif seperti mendatangkan lapangan pekerjaan.
Irwan menilai bahwa kondisi seperti ini dapat dilihat sebagai kemubaziran dan kesombongan. Dalam perkembangannya tanah dipandang seperti emas yakni sebagai instrumen penyimpanan uang alias investasi
4. Dengan GPS Tracker, Lacak Orang Hilang Jadi Lebih Mudah?