3. Pembenahan Garuda ala Milla dan Nasib 10 Juru Latih Sebelumnya
Data menunjukan, sejak 2012 telah terjadi tujuh pergantian kursi kepelatihan mulai dari Mulai Wim Rijsbergen, Aji Santoso, Nil Maizar, Fabio Manuel Blanco, Rahmad Darmawan, Jacksen F Tiago, Aflred Riedl, Benny Dolo hingga Pieter Huistra. Nama-nama tersebut merupakan bukti mudahnya PSSI memecat pelatih. Singkatnya masa kepelatihan juru taktik bagi Indonesia menjadi dilema para pemain karena mereka akan kebingungan beradaptasi dengan cepatnya pergantian gaya bermain dari masing-masing pelatih.
Jika memang PSSI serius melakukan pengembangan jangka panjang, tak perlu berkiblat pada Spanyol karena Football Association Singapore (FAS) telah melakukan program tersebut selama 14 tahun. Pada rentang waktu tersebut, mereka hanya mengganti tiga pelatih dan berhasil menjadi negara yang ditakuti di ASEAN.
4.Pak Edy, Tolong Tuntaskan Legalitas Klub!
Menurut kompasianer bernama Agus Dwi, badan hukum dan lisensi klub di Indonesia seolah barang dagangan, padahal FIFA melarangnya.
“Pada artikel 4.4 halaman 20 Regulasi FIFA untuk Lisensi Klub menyebutkan,”A licence may not be transferred” yang terjemahannya kurang lebih lisensi sebuah klub tak bisa dipindahtangankan atau diperjualbelikan,” katanya.
Dampak buruk pergantian badan hukum berimbas besar pada pemain. Ketika ada tunggakan gaji dari badan hukum lama, badan hukum baru akan lepas tangan terkait masalah tersebut. Pembayaran pajak akan tersendat dan badan hukum pertama akan lari dari tanggung jawab.