Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mampukah Milla Memperbaiki Sayap Garuda yang Patah?

28 Januari 2017   18:46 Diperbarui: 4 Februari 2017   14:26 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Selengkapnya)

3. Pembenahan Garuda ala Milla dan Nasib 10 Juru Latih Sebelumnya

Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla. Tribunnews.com
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla. Tribunnews.com
Luis Milla Aspas ditunjuk PSSI sebagai juru taktik baru bagi Indonesia, pria asal Spanyol ini diganjar kontrak berdurasi dua tahun. Kontrak tersebut menjadi bukti bahwa kedua belah pihak berkomitmen melakukan pembentahan jangka panjang, tapi inilah tuga terberat Milla.

Data menunjukan, sejak 2012 telah terjadi tujuh pergantian kursi kepelatihan mulai dari Mulai Wim Rijsbergen, Aji Santoso, Nil Maizar, Fabio Manuel Blanco, Rahmad Darmawan, Jacksen F Tiago, Aflred Riedl, Benny Dolo hingga Pieter Huistra. Nama-nama tersebut merupakan bukti mudahnya PSSI memecat pelatih. Singkatnya masa kepelatihan juru taktik bagi Indonesia menjadi dilema para pemain karena mereka akan kebingungan beradaptasi dengan cepatnya pergantian gaya bermain dari masing-masing pelatih.

Jika memang PSSI serius melakukan pengembangan jangka panjang, tak perlu berkiblat pada Spanyol karena Football Association Singapore (FAS) telah melakukan program tersebut selama 14 tahun. Pada rentang waktu tersebut, mereka hanya mengganti tiga pelatih dan berhasil menjadi negara yang ditakuti di ASEAN.

(Selengkapnya)

4.Pak Edy, Tolong Tuntaskan Legalitas Klub!

Ketua Umum PSSI. Trentekno.com
Ketua Umum PSSI. Trentekno.com
Tahun ini memang menjadi awal yang baik bagi sepak bola Indonesia karena berhasil mendapat simpati khalayak dengan beberapa gebrakan untuk memperbaiki wajah sepak bola, namun ada satu yang dilupakan yaitu legalitas tim. Pada tahun 2015 Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mempertanyakan legalitas beberapa klub seperti Arema Cronus (sekarang menjadi Arema FC), Bhayangkara United (sebelumnya bernama Persebaya United), Persepam Madura United, Bali United, dan PS TNI. Legalitas itu terkait lisensi kepemilikan klub.

Menurut kompasianer bernama Agus Dwi, badan hukum dan lisensi klub di Indonesia seolah barang dagangan, padahal FIFA melarangnya.

“Pada artikel 4.4 halaman 20 Regulasi FIFA untuk Lisensi Klub menyebutkan,”A licence may not be transferred” yang terjemahannya kurang lebih lisensi sebuah klub tak bisa dipindahtangankan atau diperjualbelikan,” katanya.

Dampak buruk pergantian badan hukum berimbas besar pada pemain. Ketika ada tunggakan gaji dari badan hukum lama, badan hukum baru akan lepas tangan terkait masalah tersebut. Pembayaran pajak akan tersendat dan badan hukum pertama akan lari dari tanggung jawab.

(Selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun