Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Peninggalan Sejarah Indonesia dan Politik Dinasti dalam Headline Pilihan Kompasiana

26 Januari 2017   19:32 Diperbarui: 27 Januari 2017   10:59 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi museum. Indonesian Treasure

Miris, mungkin itu kata pertama yang akan terbesit dalam benak Anda jika mengetahui bahwa ada peninggalan sejarah Indonesia yang ditelantarkan oleh Indonesia namun dipelihara oleh negara lain.

Dalam artikel tersebut, dijelaskan bahwa ada sebuah museum di Italia yang mengoleksi kekayaan budaya Nias. Artikel ini merupakan salah satu headline pilihan di Kompasiana hari ini dan berikut ini adalah headline pilihan Kompasiana selengkapnya.  

1. Indonesia Harus Koleksi Kekayaan Budayanya Sebelum Terlambat

Museum di Storia Naturale di Italia ternyata mengoleksi kekayaan budaya Nias dan beberapa daerah sekitarnya. Museum ini dikelola oleh para ahli dengan kualitas internasional. Ada banyak profesor dari Universitas di Firenze menjadi kurator di dalam museum ini.

Ilustrasi museum. Galleride Italy
Ilustrasi museum. Galleride Italy
Tidak sembarangan, museum ini termasuk salah satu yang paling tua di kota Firenze, Italia. Koleksi dari Indonesia ada di museum ini atas jasa Elio Modigliani (1860-1932). Elio adalah antropolog dan ekplorator Italia yang mengunjungi Indonesia selama 3 kali. Tahun 1886 di Pulau Nias, 1890 di Sumatra, dan tahun  1894 di Pulau Engano (Pulau terluar di Provinsi Bengkulu saat ini) dan Kepulauan Mentawai (Pulau Sipora).

Karya Elio sungguh luar biasa. Menyumbang untuk Italia dan Indonesia. Italia menjadi makin kaya dari segi koleksi budaya. Sekaligus ada nilai plus untuk Indonesia. Nama Indonesia muncul di museum ini. Elio sudah membuka jalan, bagaimana mengoleksi budaya Nias. Sekarang, ditunggu giliran Indonesia membuka museum untuk koleksi barang antiknya.

Selengkapnya 

2. 17,8 Juta Bayi Lucu Terlahir di China, Berkah atau Bencana?

Ilustrasi. Sumber: Chinese Baby Girl
Ilustrasi. Sumber: Chinese Baby Girl
Pemerintah China merilis 17,8 juta bayi terlahir selama 2016 atau naik 1,31 juta kelahiran bila melirik tahun 2015. Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF), populasi China tembus 1,378 miliar penduduk atau setara hampir 5 kali total penduduk Indonesia. Bila dibandingkan tahun 2015, penambahan populasi tak terlihat besar karena pastinya dihitung dengan angka kematian. Total populasi China sendiri pada tahun 2015 mencapai 1,373 miliar penduduk.

Meningkatnya populasi, tentunya bisa meningkatkan angka konsumsi di dalam negeri China. Dampak dari konsumsi tentunya besar karena bisa mendorong roda-roda ekonomi.

Namun perlu dilihat juga, jumlah penduduk banyak bisa menjadi ‘nestapa’ bila lapangan kerja yang tersedia tak sebanding dengan jumlah penduduk siap kerja atau angkatan kerja. Angka konsumsi tentunya mengecil bila angka pengangguran bergerak tinggi.

Melihat data 2016, total unemployment rate atau indeks pengangguran terhadap jumlah angkatan siap kerja mencapai 4,02% versi Pemerintah China atau 4,05% versi IMF. Sedangkan tahun 2016, lapangan kerja baru yang tersedia di dalam negeri China mencapai 13,4 juta. Bila ditarik ke jumlah kelahiran di 2016, Pemerintah harus bekerja keras menggenjot terciptanya lapangan kerja baru agar pengangguran bisa terkendali.

Selengkapnya

3. Persib Bukan Sekadar Tim Sepak Bola

Kesebelasan Persib. Kompas.com
Kesebelasan Persib. Kompas.com
Persib adalah identitas masyarakat Kota Kembang bahkan Jawa barat. Klub sepak bola ini memiliki basis pendukung yang sangat luar biasa. Sebagai bukti, pada libur kompetisi IS 2016-2017, lapangan sepakbola Lodaya dikerumuni oleh para Bobotoh-pendukung setia Maung Bandung.

Sore itu latihan masih dipimpin oleh asisten pelatih Herrie ‘Jose’ Setiawan mengingat pelatih kepala Djanur tengah mengambil lisensi A AFC di Thailand. Terlihat coach Jose begitu bekerja keras dalam latihan yang dilangsungkan dalam durasi dua jam itu, sembari sesekali berintruksi kepada pemainnya, dia memasang keperluan latihan sekaligus menjadi security lapangan mengingat Bobotoh tak bisa dibendung hingga melebar ke pinggir lapangan tempat Hariono dan kolega berlatih.

Pendukung Persib ini memang memiliki fanatisme yang sangat tinggi. Mereka tidak ragu mendukung Persib di manapun berada, baik panas maupun hujan. Antusiasme, bobotoh cilik, dan bertahan ditengah hujan hanyalah sedikit potret kecintaan masyarakat terhadap tim berjuluk Maung Bandung.

Selengkapnya 

4. Politik Dinasti: Antara Boleh dan Tidak

Ilustrasi. Kompas.com
Ilustrasi. Kompas.com
Menjelang Pilkada 2017, isu mengenai politik dinasti muncul kembali. Ada pihak yang pro dan kontra dengan gejala tersebut. Pihak yang pro menyebut pelarangan politik dinasti melanggar hak asasi manusia dalam kebebasan memilih dan dipilih. Menurut mereka setiap orang bebas mencalonkan dan dicalonkan tanpa halangan apa pun. Sedang yang kontra memberi alasan bahwa politik dinasti cenderung korup yang berkepanjangan dan berjejaring luas. Dan hal yang demikian sudah banyak terjadi di berbagai daerah.

Adanya larangan politik dinasti dari masyarakat bisa jadi sebuah peringatan kepada kita bahwa kita hidup dalam ruang demokrasi. Demokrasi lawan dari monarkhi, oligarkhi, dan feodal. Ketiga pengertian itu menganut pola bahwa kekuasaan hanya dijalankan oleh sekelompok orang, elite di masyarakat.

Politik dinasti ada karena tak selamanya nafsu keluarga atau dinasti itu yang ingin berkuasa namun juga karena dorongan dan dukungan masyarakat. Kita tak bisa menyalahkan masyarakat yang memilih. Menghadapi adanya politik dinasti atau bukan kuncinya adalah adanya penegakan hukum. Politik dinasti berkonotasi buruk sebab biasanya karena hukum tidak menjangkau mereka.

Selengkapnya 

5. Menanti Debut Pasangan Gado-gado Hendra Setiawan/Tan Boon Heong

Hendra Setiawan. Badminton.org
Hendra Setiawan. Badminton.org
Setelah Hendra memutuskan mundur dari pelatnas PBSI per 1 Desember tahun lalu, dan Tan yang sudah lebih dulu berpisah dari tandemnya Koo Kien Keat, keduanya memutuskan meniti karir sebagai sesama pasangan profesional. Jejak langkah keduanya bersama pasangan sebelumnya sudah sangat panjang dengan sederet prestasi mentereng.

Di ajang perdana ini, keduanya memulai petualangan untuk menggapai target yakni meramaikan lagi jajaran elit dunia. Meski langkah tersebut tidak mudah mengingat banyak pasangan muda yang sedang on fire,tidak menutup kemungkinan perpaduan keduanya bakal merepotkan dan mengejutkan.

Di India, Hendra/Ahsan akan bertanding tanpa didampingi sang pelatih. Lee yang juga merupakan mantan pemain ganda putra Malaysia baru akan mendampingi pasangan baru ini di turnamen berikutnya di Thailand.Bila mampu melewati hadangan pertama dan babak-babak selanjutnya, terbuka peluang untuk bertemu unggulan pertama.

Selengkapnya 

(YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun