Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah, tak heran banyak sekali makanan khas di setiap daerahnya. Namun banyak diantaranya terlupakan asal usul maupun cita rasa khasnya akibat munculnya masakan dari belahan dunia lain ke Indonesia.Â
Untuk itu, kami mencoba menghadirkan beberapa cita rasa tradisional yang dapat Anda buat dan santap bersama sanak keluarga sambil menikmati libur akhir pekan. Inilah lima artikel terkait cita rasa khas Nusantara yang perlu Anda coba:
Di negara asalnya, minuman ini biasa disantap ketika Festival lpion atau Festifal Yuanxiao. Ronde sangat terkenal di Kota Semarang, banyaknya orang Tiongkok di kota tersebut membuat terciptanya akulturasi budaya dan lahirlah wedang ronde.Â
Ronde disajikan manis dengan irisan roti tawar, kolang kaling, kacang tanah sangrai, lalu disiram dengan kuah jahe panas. Ronde biasanya dijual pada malam hari, saat tersebut merupakan waktu yang tepat merasakan hangatnya ronde ditengah dinginnya cuaca malam.Â
2. Pindang, Kuliner Tradisional yang Kian Langka
Pindang merupakan olahan dari daging dan gajih kambing atau sapi dan dimakan dengan gaplek. Gaplek terbuat dari singkong yang dikeringkan.Â
Pindang dimakan dengan dicocol menggunakan ujung jari karena makanan ini mirip bubur. Penyajian makanan khas Wonogiri ini menggunakan daun jati karena daun ini lebar dan memiliki wangi yang khas. Selain itu teksturnya yang kasar membuat pindang tidak mudah tercecer.Â
3. Mengecap Kecap Tulen 1882 di Pasar Lama
Nama asli kecap ini adalah Kecap Benteng No 1 dan telah berdiri sejak 1882. Namanya kecap tersebut berasal dari orang-orang di balik pembuatannya, mereka adalah warga keturunan Tionghoa yang biasa dikenal dengan Cina Benteng.
Selain Kecap Benteng, Olive juga menemukan "adik" dari kecap itu bernama Kecap SH. Kecap ini dirintis oleh Lo Tjit Siong pada 1920.Â
4. Memberdayakan Bahasa Jawa di Kota Besar Melalui Kuliner Tradisional
Kemudian ada nama makanan lain seperti sego kuning (nasi kuning), sego gurih (nasi uduk Jakarta) , sego goreng (nasi goreng). Sehingga semakin banyak mengenal ragam kuliner Jawa, kosa kata kita akan terus bertambah. Lambat laun masyarakat akan bisa menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Cara belajar seperti ini amat praktis dan ekonomis untuk mengenal lagi Bahasa Jawa yang kian dilupakan oleh masyarakat.Â
5. Maraknya Kuliner (Tidak Khas) Daerah Buatan Para Artis
Tampilannya yang lebih menarik dan membawa nama orang terkenal membuat brand-brand tersebut cepat mendapatkan hati masyarakat. Namun dari beberapa brand yang sudah disebutkan, kesemuanya menjual ragam makanan yang hampir sama.Â
Dengan kepopuleran para artis dan ditunjang oleh kekuatan media sosial, informasi tentang brand tersebut cepat didapat masyarakat. Semoga nantinya makanan tradisional di satu daerah tetap diingat dan tidak tergantikan oleh makanan dari para artis ini.
(LUK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H