Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Antara Aku, Kamu, dan Kenangan, Siapa Pecundang?

29 April 2019   22:02 Diperbarui: 29 April 2019   22:22 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kisah kita seperti menggenangi pelupuk mata,
tak hendak beranjak
sekalipun terpapar oleh ragu, cemas dan reruntuhan hati...

Pagi baru saja menemukan jalannya, ketika kudapati sepasang sandal usang  teronggok di sudut halaman rumah.
Tadi malam, saat kututup pintu rumah pukul sepuluh malam, benda itu tak ada. 

Milik siapa? Mengapa ada di situ? 

Dua pertanyaan ini - kali ini - menemani kebiasaanku menyapu halaman pagi-pagi benar. Aku menyukai aktivitas ini. Selalu kulakukan sesudah selesai menyiapkan sarapan buat cinta semata wayangku, Nathan. Remaja delapan  belas tahun yang mengingatkanku pada satu sosok serupa dengannya.

"Selamat pagi,Bunda" suara itu...

Reflek sapuku terlempar.

"Kamu..." bergetar segenap perasaanku. 

Masih pantaskah ia memanggilku Bunda, jika perih luka pengkhianatan empat  tahun lalu masih membalut hidupku.

Kupandangi dia dengan pikiran dan perasaan kosong...

"Bunda, maafkan Papa," suara itu segera menyeretku pada kesadaran pagi.

Ia mendekatiku. Aku memilih mundur banyak langkah, walaupun ingin sekali aku memeluknya. Ingin sekali aku menghamburkan rinduku. Ingin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun