Presiden Joko Widodo dikabarkan telah mempersilakan menteri jajarannya mempromosikan diri guna menyambut Pemilu 2024.
Pesan ini tentu menjadi "lampu hijau" untuk partai-partai mempersiapkan calonnya yang tak hanya berasal dari golongan kepala daerah, tetapi juga menteri-menteri yang masih menjabat.
Mengenai hal tersebut, Ahmad Khoirul Umam dari Indostrategic mengkhawatirkan terjadinya penurunan kinerja pemerintahan pada 2,5 tahun menjelang Pemilu 2024.
Dikhawatirkan, menteri cenderung berfokus meningkatkan popularitas dan elektabilitas alih-alih menjalankan fungsinya secara optimal di kabinet. Selain juga berpotensi menimbulkan conflict of interest.
Meski begitu, sesungguhnya tidak ada aturan yang dilanggar bila para menteri mau berusaha mendulang elektabilitas.
Karena bahwasanya, menteri yang berniat maju Pilpres 2024 tidak perlu mengundurkan diri dari jabatannya selama belum resmi menjadi capres maupun cawapres.
Kompasianer bagaimana tanggapan Anda mengenai isu tersebut?
Jika dari pengamatan Kompasianer, menteri siapa yang sudah "coba-coba" melakukan personal branding untuk menyambut Pilpres 2024?
Apakah yang dilakukan selama ini akan berdampak pada popularitas dan elektabilitasnya nanti?
Silakan tambah label Menteri Capres 2024 (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.