Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Setelah Baca Artikel Ini, Kamu Masih Yakin Mau Jadi Jurnalis?

5 Januari 2017   21:29 Diperbarui: 8 Februari 2017   15:31 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Opini, reportase dan ulasan-ulasan lain terus menerus masuk di Kompasiana. Dan mungkin beberapa di antara ulasan ini Anda lewatkan untuk dibaca. Oleh karena itu kami merangkum sebanyak 5 artikel headline pilihan hari ini yang berkualitas dan sayang untuk dilewatkan. 

1. Bikin Berita Nggak Cukup Bermodal Idealisme, Yakin Masih Mau Jadi Jurnalis?

Sumber: lpminstitut.com
Sumber: lpminstitut.com
Berawal dari kisah sang adik kelas, ini membuat Kompasianer Gloria Fransisca ikut merenungi keyakinannya terhadap profesinya sebagai jurnalis. Melalui cerita tersebut, sang adik menganggap bahwa menjadi jurnalis online tidak lebih hormat dibandingkan jurnalis media cetak, karena media online tidak memperhatikan kode etik jurnalistik, hanya mementingkan kecepatan dan bisnis.

Namun, pada akhirnya ia menyadari bahwa media online bukanlah musuh media cetak. Media itu bukan sekadar idealisme kebenaran untuk publik. Media adalah industri. Dengan tetap harus memperhatikan kualitas, bisnis tidak boleh ditinggalkan.

Jurnalis yang memproduksi berita per detik sekalipun harus bersaing dengan peningkatan kualitasnya jika tidak ingin ditinggalkan pembaca. Telusuri ulasan lengkapnya disini.

2. Jamur Makroskopis, Manfaat dan Bahayanya Bagi Kehidupan

Beberapa jenis jamur makroskopis. Foto dok. Ogi dan Yayasan Palung
Beberapa jenis jamur makroskopis. Foto dok. Ogi dan Yayasan Palung
Jamur mikroskopis yang berbahaya ini ternaya memiliki segudang manfaat. Jamur makroskopis merupakan jamur yang memiliki tubuh buah, berukuran besar kurang lebih (1 mm), tersusun dari miselia dan dapat dilihat langsung dengan jelas.

Jenis jamur makroskopis yang dapat dimakan biasa dimanfaatkan masyarakat sebagai hidangan menu dalam menyantap makanan dan dapat digunakan sebagai obat-obatan. Kandungan protein dalam jamur ini juga cukup tinggi.

Masih banyak kegunaan dan manfaat yang didapat dari jamur makroskopis ini. Simak ulasan lengkapnya disini.

3. Tumbuk Tepung dan Sirih Orek, Tradisi Jambi yang Terancam Punah

Dokumentasi penulis (Wenny)
Dokumentasi penulis (Wenny)
Tumbuk tepung merupakan tradisi di Desa Penyengat Olak yang dahulunya dilakukan untuk mengolah beras menjadi tepung dengan menggunakan alat tradisional yang berupa lesung kayu dan alu. Menumbuk padi atau beras menjadi tepung dilakukan bersama-sama.

Menyaring beras yang telah ditumbuk untuk menjadi tepung tidak lupa dilakukan untuk menghasilkan tepung yang bagus.

Tepung yang melalui hasil proses tumbukan tradisional dari awal pengolahan padinya dipercayai oleh masyarakat Desa Penyengat Olak lebih bergizi daripada menggunakan mesin. Sayangnya kini tradisi tumbuk tepung sudah mulai pudar. Apa saja permasalahannya? Simak ulasannya disini.

4. Rekam Jejak Prestasi Pemkot Bandung dan Ngemutan Kang Emil

Sumber: tribunnews.com
Sumber: tribunnews.com
Kompasianer Aluzar Azhar membahas mengenai kinerja Pemkot Bandung yang telah ia baca dari salah satu koran di Jabar. Dari berita tersebut, terdapat dua program yang menjadi andalan Kang Emil yakni Magrib Mengaji dan Kredit Melati.

Aluzar mengkritisi dua kebijakan dari Kang Emil tersebut. Selain itu, ia menilai bahwa berita yang dihasilkan dari koran itu seakan-akan hanya memamerkan prestasi Pemkot Bandung, dan pujian itu berakhir pada "pembunuhan kreativitas".

Seperti apa sih dua kebijakan menonjol yang digagas oleh Kang Emil ini? Simak ulasannya disini

5. Perekonomian Korea Selatan Gemilang berkat Keajaiban di Sungai Han

Sumber: travel.kompas.com
Sumber: travel.kompas.com
Kemajuan perekonomian Korea Selatan sangat membaik dalam dua dekade terakhir. Fenomena ini dikenal dengan "Keajaiban di Sungai Han". Kegemilangan ini dimotori oleh keberhasilan Negara Gingseng tersebut dalam melakukan berbagai inovasi di berbagai sektor utamanya di sektor industri manufaktur.

Pertumbuhan ekonomi didefinisikan dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa yang dipengaruhi oleh tiga hal; tenaga kerja, modal, dan efisiensi. Efisiensi sendiri adalah hilir dari berbagai macam ide dan kreativitas yang timbul kemudian diterapkan pada sektor perekonomian, sehingga produktivitas semakin tinggi namun tetap mudah dan ramah lingkungan.

Hal lain yang menyebabkan majunya perekonomian Korea Selatan dapat dilihat ulasannya disini.

(FIA/yud)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun