Hingga beberapa lama kemudian, Irwan dan istrinya kembali mengunjungi dan membeli sayur ke Bu Yani. Tak diduga, ternyata Bu Yani sedang mengalami masalah pelik yang mengakibatkan beberapa hartanya, termasuk mobil pick-up yang biasanya dipakai untuk membeli ikan, telah dijual. Bu Yani pun kini harus sendirian berbelanja ke pasar sambil menggotong hampir satu kuintal sayur ditambah menggendong dua anaknya yang masih kecil.
Mendengar cerita itu, sambil melihat-lihat koleksi buku Bu Yani, Irwan pun ditawari untuk membelinya. Bu Yani bermaksud menjualnya dengan sangat murah, yakni 2000 per judul buku. Dengan memikirkan anggaran yang dimilikinya, Irwan pun mempertimbangkannya hingga ia mendadak teringat ibunya sendiri dan membayangkan sang ibu berada di posisi Bu Yani yang sedang berduka seperti ini. Irwan pun pada akhirnya membantu mempublikasikan penjualan buku milik Bu Yani ini.
Seorang ibu memang tidak mau melihat anaknya kesusahan. Sesulit apapun keadaan ekonomi keluarga, ia selalu berusaha mencari pekerjaan apapun agar anaknya bisa hidup layak. Seperti kisah nyata mengharukan yang dialami sendiri oleh Kompasianer Sam, ibunya termasuk dalam "kategori" ini.
Cerita dimulai dari ayah Sam yang diberhentikan dari pekerjaannya sebagai supir truk tangki minyak tanah. Hal ini menyebabkan keluarganya sulit untuk bertahan hidup karena tidak ada pemasukan. Hingga suatu saat, dengan bermodalkan ijazah SLTA, ibu Sam bekerja di sebuah pabrik pembuatan mie tidak jauh dari rumahnya. Walaupun pada awalnya tidak direstui ayah Sam, sang ibu terus memaksa untuk bekerja demi terus menyekolahkan anaknya. Dengan berat hati, akhirnya sang ibu bekerja sebagai buruh pabrik.
Sebulan kemudian, sang ayah mendapat pekerjaan baru sebagai supir distributor air mineral. Setelahnya, keluarga Sam mulai berkecukupan kembali. Dengan ayah dan ibu yang sama-sama bekerja, Sam dan adiknya menjadi semakin rajin dan semangat untuk bersekolah. Perjuangan kedua orang tuapun tidak mereka sia-siakan.
Ibu adalah orang yang pertama kali menyayangi kita, tidak peduli seberapa buruk perlakuan kita terhadapnya. Ibu adalah sosok paling tegar yang pernah ada, yang rela mengorbankan apapun demi menghidupi buah hatinya. Se-arogan apapun sosok ibu yang pernah ada, mereka tidak akan mungkin menjebloskan buah hatinya sendiri ke dalam jurang. Ia akan tulus berjuang melindungi sampai kapanpun, demi keselamatan dan kebaikan anaknya.
Dengan segala kerendahan hatinya, ibu adalah sosok pahlawan multitalenta sejati. Ia mampu bekerja, mendidik, dan mengurus apapun sekaligus. Tidak hanya di Hari Ibu, sudah seharusnya kita menganggap spesial dan mencintai ibu kita setiap hari. Karena di dalam setiap kesuksesan yang telah kita peroleh, tidak lupa terdapat peran besar dari usaha dan doa khidmat sang ibu. Jadi, sudahkah kamu menyebut nama ibumu di dalam setiap panjatan doamu hari ini?
(FIA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H