Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama featured

Begini Caranya agar Kerja Kamu Terus Produktif

4 November 2016   15:40 Diperbarui: 6 Juli 2020   13:15 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerja tidak melulu terasa menyenangkan. Sesenang-senangnya bekerja, walaupun bekerja sesuai passion, tetap saja akan ada titik di mana kita merasa bosan dan berakhir dengan kinerja yang tidak produktif. 

Rasa bosan dalam pekerjaan sebenarnya wajar, tetapi jika terus dibiarkan maka produktivitas terus menurun dan pekerjaan akan banyak terbengkalai. Jika sudah begini, bisa jadi nantinya kinerja kita akan dinilai buruk oleh atasan.

Produktivitas kerja yang menurun tidak hanya disebabkan oleh kejenuhan kita terhadap suatu pekerjaan, tetapi juga bisa juga disebabkan oleh kelelahan. Dikutip dari kompas.com, banyak hal yang bisa menyebabkan seorang karyawan kelelahan dalam bekerja. 

Berbagai hal tersebut yakni tuntutan pekerjaan yang berat, jam kerja, psikososial, lingkungan, hubungan interpersonal, suhu, kondisi lingkungan kerja seperti suara bising, dan pola tidur yang salah.

Untuk kelelahan, hal ini bisa terjadi karena seseorang memang secara fisik lelah karena istirahat. Namun, selain itu, kelelahan dapat terjadi karena penyakit kronis tertentu seperti orang yang memiliki masalah tiroid atau diabetes.

Selain berbagai faktor tersebut, menurut Dr. Jill Dorrian dari Centre for Sleep Research University of South Australia, kualitas tidur sangat mempengaruhi produktivitas seseorang dalam bekerja. 

Agar tetap bugar, seseorang membutuhkan minum banyak air untuk mencegah kekeringan pada otak. Ketika kotak terhidrasi, oksigen dan nutrien untuk tubuh dapat berfungsi dengan optimal.

Hal lain yang menyebabkan menurunnya produktivitas kerja menurut Kompasianer Wayan Chitra adalah asupan gizi kerja. Hal ini disebabkan karena sebagian besar waktu kita dalam sehari dihabiskan di tempat kerja. Maka dari itu, diperlukan asupan gizi yang cukup sesuai dengan beban pekerjaan yang ditanggungnya.

Wayan melanjutkan kekurangan gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari berdampak banyak hal bagi tubuh, seperti sistem imun menurun, kemampuan fisik berkurang, kurang motivasi, bereaksi lamban, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti ini, produktivitas kerja menjadi tidak optimal.

Pekerja di kantor tidak boleh menyepelekan asupan gizinya. Kebutuhan kalori manusia per hari rata-rata adalah sekitar 2.000-2.300 untuk pria, dan 1.500-1.800 untuk wanita. Selain kebutuhan kalori, tubuh harus diberi asupan gizi yang seimbang.

Gizi yang seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Sumbernya pun tidak kalah penting harus diperhatikan untuk mendapatkan gizi yang lebih sehat. 

Asupan gizi sehat berasal dari makanan-makanan tertentu yang lebih sehat. Pemilihan makanan ini sangat penting karena apabila hanya kalori yang tercukupi tetapi pilihan makanannya salah, produktivitas akan tetap menurun.

Lalu, sebetulnya gizi apa saja sih yang harus dipenuhi oleh para pekerja kantoran? Untuk asupan karbohidrat, harus dipilih makanan yang memiliki indeks glikemik rendah atau karbohidrat kompleks, yaitu nasi merah atau kentang. 

Yang perlu dihindari adalah makanan yang megandung karbohidrat sedehana seperti gula atau tepung, karena ini dapat menurunkan daya pikir dan konsentrasi.

Untuk lemak disarankan asupannya berasal dari lemak sehat tinggi omega 3 seperti minyak ikan, omega 6 seperti kedelai, dan omega 9 seperti minyak zaitun. Selain itu, lemak yang harus dihandari yaitu yang berasal dari gorengan, daging merah, atau pun makanan laut.

Zat gizi lain yang tak boleh ditinggalkan menurut Wayan adalah protein. Protein yang harus dikonsumsi oleh pekerja kantoran adalah protein nabati dan hewani. 

Nabati berasal dari kacang-kacangan, sedangkan hewani dapat dikonsumsi dari ikan, susu, dan daging ayam tanpa kulit. Pekerja kantor juga harus memperbanyak mengonsumsi sayur dan buah agar kebutuhan vitamin dan mineral tercukupi. Semua asupan gizi ini harus seimbang.

Tidak hanya kurangnya asupan gizi yang dapat menyebabkan turunnya produktivitas pada kinerja karyawan. Menurut Kompasianer Djajendra, kebahagiaan pada setiap individu juga menentukan tingkat produktivitas seseorang dalam bekerja. 

Rasa bahagia, menurutnya, bukanlah sekadar masalah personal, tetapi merupakan sesuatu hal yang strategis dalam proses mencapai keuntungan dan kinerja.

"Karyawan yang bahagia mampu bekerja dengan sepenuh hati, untuk melayani dan berkontribusi bagi kemajuan perusahaan. Kekuatan bahagia di tempat kerja meningkatkan penjualan, pemasaran, keuangan, operasional, dan budaya kerja perusahaan. Karyawan bahagia mampu menciptakan budaya perusahaan yang positif dan kuat." tulis Djajendra.

Djajendra melanjutkan bahwa pembentukan karyawan yang bahagia di suatu perusahaan merupakan hal yang penting dan menjadi investasi terbesar. Perusahaan yang hebat tidak selalu menuntut karyawannya agar selalu disiplin terhadap perusahaan, tetapi juga akan terlibat secara langsung untuk pembentukan karakter dan kepribadian bahagia. 

Sebab, mereka sadar bahwa pekerja yang tidak bahagia akan sulit membuat suatu perusahaan untuk maju. Karyawan yang tidak bahagia akan mudah stres dan sulit fokus sehingga tidak produktif dalam bekerja.

Menurut Djajendra, bisnis yang hebat dihasilkan dari budaya kerja yang optimis sehingga para pelakunya bahagia dan menikmati proses dengan senang hati. Kemudian pada setiap individu tersebut akan tercipta loyalitas, integritas, dan tanggung jawab pada perusahaannya.

Di samping itu, bahagia yang diciptakan di lingkungan kerja dapat membuat karyawan selalu berpikir positif dan percaya diri sehingga produktivitas kinerja terus meningkat. 

Suasana lingkungan kerja yang harmonis juga tak kalah penting dalam meningkatkan produktivitas kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang hangat, menurut Kompasianer Agung Wibowo, tentu bisa membuat karyawan nyaman dan pada akhirnya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Agung menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan karyawan untuk menghangatkan suasana kerja adalah pertama, menjadikan tempat bekerja sebagai rumah kedua. Jika sedang di tempat kerja, fokuslah hanya dengan urusan pekerjaan dan jangan mencampurkan urusan rumah dengan pekerjaan.

Kedua, harus ada keadilan yang merata bagi semua karyawan. Adil yang dimaksud disini adalah memberikan reward dan punishment sesuai dengan apa yang telah dilakukan, serta gaji yang sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan. Kondisi ini akan menyebabkan suasana nyaman sehingga memacu para pekerja untuk bekerja lebih giat lagi.

Ketiga, meningkatkan komunikasi di tempat kerja. Upaya yang paling tepat agar komunikasi terus berjalan lancar dan efektif adalah dengan melakukan pertemuan informal di luar jam kantor. 

Lakukan dengan santai dan rutin agar tidak menjadi beban. Hal seperti arisan bulanan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mempererat kerja sama, sehingga hubungan akan terjalin lebih erat di lingkungan kantor.

Hal lain yang bisa menunjang peningkatan produktivitas kerja menurut Kompasianer HaloMoney Indonesia adalah pertama, membuat rencana harian atau to-do-list. Rencana kerja ini bisa dibuat dengan sederhana dalam untuk satu hari. 

To-do-list membuat kita termotivasi untuk cepat-cepat "mencoret" satu pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan.To-do-list bisa dibuat sehari sebelumnya atau paling lambat ketika pagi hari sebelum memulai bekerja.

Kedua, jangan melewatkan makan siang atau snack. Jangan tunda untuk melewatkan makan siang atau snack dengan alasan tidak punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. 

Padahal, melewatkan jam makan malah akan menurunkan konsentrasi dan membuat lemas sampai bisa jatuh sakit. Hal ini malah akan membuat pekerjaan semakin lama diselesaikan.

Ketiga, tidur siang. Tidur siang tidak harus lama, dengan 10 menit sudah terbukti ampuh untuk meningkatkan daya pikir dan konsentrasi. Namun, tidur siang lebih dari 30 menit sangat tidak disarankan karena malah akan membuat pusing setelah bangun.

Keempat, menggerakkan tubuh. Sangat tidak baik untuk kesehatan kita apabila duduk di depan layar monitor selama 8 jam penuh. Setiap sejam sekali setidaknya perlu dilakukan peregangan sederhana, seperti berjalan ke toilet atau mengambil air minum. Hal ini dapat meningkatkan daya konsentrasi kita.

Kelima, mencari jam efektif untuk bekerja. Tidak semua orang memiliki jam kerja efektif yang sama. Sebagian orang lebih aktif di pagi hari, sebagian lagi di sore hari. Cari jam yang tepat sesuai kemampuan kinerja kita. 

Jika sudah menemukannya, kerjakan se-fokus mungkin agar kinerja kita produktif. Kita juga bisa membuat skala prioritas dalam to-do-list untuk menentukan pekerjaan yang paling penting bisa diselesaikan di jam kerja efektif.

Di balik berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja tersebut, keinginan untuk terus produktif sebetulnya ada pada diri sendiri. Jika kita sendiri mempunyai alasan "khusus" untuk berubah menjadi lebih baik, tentu kita akan terus termotivasi dan pada akhirnya bisa pulih dari hal-hal yang membuat kinerja menurun. 

Apabila kita menganggap sudah mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki produktivitas kerja namun ternyata kinerja masih belum maksimal, kita bisa meminta pendapat orang lain untuk mengevaluasi kinerja kita selama ini. Sehingga kita bisa mengetahui celah bagaimana agar terus bekerja secara optimal. (FIA/YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun