Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melongok Kisah Ular Besi yang Melibas Roda Waktu

17 Oktober 2016   15:32 Diperbarui: 18 Oktober 2016   11:11 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tanggal 28 September, Indonesia selalu memperingati hari Kereta Api Nasional. Selama 71 tahun ditetapkannya hari kereta api, telah banyak perubahan yang di lakukan oleh pemerintah khususnya PT KAI sebagai pemegang mandat pengelolaan moda transportasi darat yang satu ini. Tentu saja, setiap perubahan masih meninggalkan beberapa sisi negatif maupun positif, apa saja?  

Mungkin Anda masih ingat dengan kondisi kereta sebelum diberlakukannya moda Comumter Line dengan hitungan tarif berdasarkan jarak tempuh, Anda pasti pernah menikmati cemilan yang dijajakan oleh pedagang asongan di dalam kereta. Serta bagi Anda yang ‘bandel’ dalam menggunakan moda yang satu ini, pasti pernah duduk di atas atap kereta sambil menikmati angin yang menerpa wajah Anda.

Kondisi ini juga yang dituturkan oleh Adrian Diarto, kali ini ia mengisahkan tentang kondisi kereta jarak jauh yang dulu pernah ia tumpangi. Menurutnya, kereta jarak jauh sebelum dilakukan reformasi tata kelola di dunia perkeretaapian Indonesia, kondisinya sangatlah buruk. Pola manajemen menjadi masalah paling serius ketika itu.

Kebijakan penjualan tiket yang serampangan membuat banyak penumpang terpaksa duduk di lantai kereta. Bahkan bila kantuk melanda, banyak penumpang yang tidak segan untuk berbaring dengan posisi kepala berada di bawah kursi penumpang dan kaki di posisi seberangnya.

Lalu-lalang pedagang asongan menjadi sebuah mimpi buruk lain, bayangkan saja ada beberapa penumpang yang duduk di lantai kereta harus membagi ruang untuk para penjaja asongan di dalam kereta. Belum lagi kondisi kereta tanpa pendingin ruangan, menambah runyam kenyamanan pengguna kereta.

Namun kini ia telah bernafas lega, karena ketika mencicipi fasilitas di kereta eksekutif, ia merasakan fasilitas yang amat nyaman. Bahkan menurutnya, kenyamanan kursi keretanya bisa dibandingkan dengan tempat duduk pesawat kelas bisnis!

Tambahan fasilitas seperti televisi, pendingin ruangan, selimut yang bersih hingga toilet dengan sabun dan tisunya, membuat penumpang yang menaiki kereta kelas eksekutif bisa lebih menikmati perjalanan. Petugas lalu-lalang secara berkala untuk mengecek kebersihan yang ada di setiap gerbong kereta.

Memang benar, PT. KAI telah banyak berbenah, salah satunya dengan penunjukan anak perusahaannya yaitu PT. KCJ sebagai otoritas pengelola kereta api Commuter Line Jabodetabek. Banyak sekali terobosan yang dianggap berhasil mengatasi permasalahan kereta api di wilayah administrasi Jakarta dan Jawa Barat ini. 

Salah satu yang patut diapresiasi adalah dengan memanfaatkan komunitas-komunitas pecinta kereta api. Hal ini penting lantaran dengan komunitas yang ada, PT KCJ bisa mengevaluasi kinerjanya sekaligus bagi para komunitas bisa langsung memberikan masukannya terkait seluruh fasilitas yang ada di KA Commuter Jabodetabek.

Menurut Emanuel Pratomo, banyak acara kopi darat yang telah di lakukan seperti diskusi bulanan hingga kopdar tahunan yang diprakarsai oleh PT KCJ bersama beberapa komunitas. Bahkan menurutnya telah diselenggarakan pula halal bihalal komunitas.

Dalam menghadapi tantangan soal kepadatan penumpang dan tersendatnya perjalanan kereta, PT KCJ disinyalir akan membangun Stasiun Manggarai hingga dua lantai. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi “saling tunggu” rel kereta, antara kereta yang mau masuk maupun keluar dari Stasiun Manggarai. Sehingga kereta tidak harus menunggu lama untuk masuk maupun keluar stasiun. Bukan hanya di sekitar pusat Kota Jakarta, penambahan unit dan perbaikan-perbaikan pun merambah Commuter yang berada di jalur barat yang berbatasan dengan Banten serta Jawa Barat.

Contohnya adalah rute Stasiun Tanah Abang - Maja.  Rangkaian gerbong kereta rute ini kabarnya akan ditambah menjadi dua belas rangkaian. Namun, hal ini tak bisa dilaksanakan dalam waktu dekat karena PT. KCJ tengah memperbaiki stasiun kereta di rute Maja-Tanah Abang untuk menampung penambahan rangkaian sekaligus membuat stasiun lebih modern. Kepadatan penumpang di Stasiun Tanah Abang akan diatasi dengan penambahan enam buah eskalator untuk kenyamanan penumpang.

Pembuatan underpass di beberapa stasiun seperti Pondok Ranji, Sudimara, Citayam, Cilebut, Bojong Gede juga akan dilakukan. Penempatan mesin tiket juga akan dikebut, karena rencana tahun ini mesin tersebut telah terpasang hingga 200 buah. Adanya vending machine mampu menambah efisiensi waktu bagi penumpang agar mereka tidak antre di loket. Ruang yang dulunya diperuntukkan loket, akan dialihfungsikan demi kenyamanan penumpang.

Namun dari deretan gagasan tadi, banyak hal-hal kecil yang dilupakan oleh PT KCJ dalam merencanakan pengembangan transportasi kereta api di sekitar Jabodetabek ini. Salah satunya soal masalah teknis seperti kerusakan Pantograph pada kereta. Menurut Edy Sutrisno ketika sebuah perangkat Pantograph pada kereta api mengalami kerusakan, maka secara tidak langsung akan berdampak pada tepat atau tidaknya jadwal kereta. 

Perawatan fasilitas yang ada di kereta api haruslah menjadi prioritas utama seperti pendingin ruangan yang sering tidak berfungsi dengan semestinya atau jumlah kursi yang berbanding terbalik dengan penumpang, membuat banyak penumpang harus berdiri. Paling penting dari semua itu menurut Edy adalah kesadaran pengguna kereta api untuk bersama-sama menjaga kenyamanan serta kebersihan kereta maupun peronnya.

Kurangnya fasilitas keselamatan menjadi permasalahan lainnya. Karena di beberapa gerbong kereta tidak memiliki alat penunjang keselamatan seperti pemecah kaca, padahal alat ini amat penting untuk keselamatan penumpang saat keadaan darurat. 

Poin penting lain yang harus mendapat perhatian adalah soal keamanan penumpang saat berada dalam gerbong kereta. Pencurian dan pelecehan seksual menjadi momok yang kerap ditakuti oleh sebagian besar penumpang dan hal ini seringkali mendapat sorotan dari media. Lihat saja, tidak sedikit foto-foto pencopet yang babak belur karena tepergok saat mencopet di KRL dan menjadi viral di media sosial. 

Hal ini mengundang Kompasianer Bethesda Elizabeth untuk berkomentar. Menurutnya, bukan hanya soal pencopet atau pelaku aksi cabul yang membuat penumpang merasa tidak nyaman, masih ada beberapa hal yang membuat kenyamanan pengguna kereta sering terganggu, misalnya kondisi fisik stasiun yang tidak layak. 

Meskipun terdapat kelebihan maupun kekurangannya, kereta api tetap akan menjadi pilihan utama warga untuk menerjang kemacetan dan memangkas waktu tempuh perjalanan. Maka tak heran menurut Bethesda, dahulu kongsi dagang asal Belanda, VOC, membuat kereta api sebagai sarana transportasi warga.

Harapan pun banyak mengalir dari warga dalam memeringati hari kereta api ini, salah satunya dari Pradipta Annurwanda. Ia berharap, PT KAI terus membenahi segala lini kelemahan dunia perkeretaapian di Indonesia. Sehingga pelayanan bagi pengguna kereta akan lebih maksimal dengan penyempurnaan yang terus dilakukan. Bukan hanya Pradipta, kita juga sebagai pengguna tentu ingin mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari moda transportasi ini. Sebuah harapan besar dari kita sebagai penumpang agar PT KAI mau terus berbenah diri, memperbaiki minus dan membuatnya menjadi plus. Dan semoga hal itu dapat terwujud tanpa adanya halangan yang berarti, seperti ketika kereta melibas roda waktu para penumpangnya dengan cepat.

(LUK/YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun