Di era modern saat ini tidak sedikit kaum ibu yang enggan memberi ASI pada bayi. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi. Misalnya karena si ibu tidak ingin atau takut adanya perubahan bentuk payudara, atau karena memang tuntutan kondisi sehingga ibu tidak bisa memberikan ASI.
Susu formula kemudian dipilih sebagai alternatif pengganti ASI. Selain lebih praktis, nutrisi yang terkandung di dalamnya juga dipercaya tidak kalah baiknya dengan ASI. Namun tidak sedikit juga pihak yang menilai bahwa bayi tidak membutuhkan susu formula.
Melihat hal ini, Kompasiana pun tertarik untuk melakukan jajak pendapat apakah bayi memang tidak membutuhkan susu formula atau sebaliknya. Dari jajak pendapat yang dilakukan hasilnya sebanyak 2 Kompasianer mengatakan bahwa bayi memang tidak membutuhkan susu formula sedangkan 3 Kompasianer lainnya menyatakan berseberangan.
Salah satu yang menyatakan bayi tidak memerlukan susu formula adalah Siwi Sang menurutnya, para bayi harus diberi ASI hingga maksimal berusia 2 tahun, tidak lebih.
"Bahwa setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis. Tertulis di Pasal 128 ayat 1 UU no. 36 tentang kesehatan, juga Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif," tulis Siwi.
Ia juga mengatakan bahwa ASI eksklusif ini sangat penting bagi para bayi agar mereka bisa tumbuh menjadi generasi yang kuat dan tidak lembek. Bahkan menurutnya, lembeknya generasi kita ini di antaranya karena mereka tidak pernah mengonsumsi ASI eksklusif.
Memang, berdasarkan catatan dokter ahli laktasi, Falla Adinda Pringgayuda terlihat bahwa ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi. Lebih dari itu, ASI sendiri mengandung immunoglobulin sehingga meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
"Kandungan ASI kolostrum warnanya kekuningan, itu jangan dibuang. Kolostrum itu cairan yang tidak tergantikan, makanya sangat penting sekali anak mendapat ASI dari lahir," ujar Falla sebagaimana diberitakan Kompas.comÂ
Sebagai informasi, Falla juga mengatakan dengan pemberian ASI maka sistem pencernaan hingga otak bayi akan terbentuk dan berkembang dengan optimal. Sejumlah penelitian pun menunjukkan bayi ASI memiliki IQ lebih tinggi dari bayi yang tidak mendapat ASI.
Kompasianer Indriati Satya Widyasih yang menyatakan setuju bahwa bayi tidak memerlukan susu formula bahkan menceritakan pengalaman pribadinya saat melahirkan anaknya.
"Dengan penuh penyesalan saat ini, dulu saya tidak eksklusif memberikan ASI pada anak saya. Karena saat itu saya sudah bekerja maka anak pertama yang berumur empat bulan ditinggalkan dengan pengasuh," sesal Indriati.
"Anak pertama saya sering sakit-sakitan, mungkin saja hal tersebut disebabkan oleh pemberian ASI yang tidak benar," lanjutnya.
Namun tentu saja Kompasianer pun memiliki pendapat berbeda. Dikdik Eslente misalnya. Ia menyatakan tidak setuju jika bayi dikatakan tidak membutuhkan susu formula.
"ASI memang sangat penting dan utama. Tapi susu formula juga perlu dan penting sebagai pelengkap utama selain ASI," tuis Dikdik.
Namun meski demikian susu formula tetap tidak boleh dianggap sebagai pengganti ASI menurutnya. Tetapi susu formula harus dijadikan sebagai penambah atau yang memperkaya nutrisi bagi bayi.
"Ibaratnya susu formula itu sunnah yang dalam kasus tertentu menjadi hukum wajib," lanjut Dikdik.
Senada dengan DIkdik, Kompasianer Irmina Gultom pun mengatakan demikian. Menurutnya ASI memang jauh lebih baik tetapi bukan berarti susu formula tidak dibutuhkan begitu saja oleh bayi.
"Susu formula dapat dijadikan sebagai pengganti setelah pemberian ASI eksklusif. Ada beberapa kondisi ketika ASI terpaksa diganti dengan susu formula. Misalnya, si ibu sedang menjalani pengobatan dan sisa obat diekskresikan via ASI," tulis Irmina.
"Atau, saat adanya kondisi yang membuat si ibu jarang bertemu dengan bayinya. Mau tidak mau si bayi harus minum sufor supaya gizinya tetap terpenuhi," lanjutnya.
Memang, susu formula sangatlah praktis dan lebih baik digunakan hanya dalam kondisi-kondisi tertentu. Pasalnya dengan memberikan ASI kepada buah hati, bukan hanya manfaat medis yang bisa didapatkan, tetapi juga hubungan antara ibu dan anak akan semakin erat. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H