![Anies Baswedan berpamitan. Pikiran rakyat](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/09/anies-pamitan-5799c001547a61c015f62611-57a96bf6f87a61ab15f28e36.jpg?t=o&v=555)
Ditulis oleh Idris Apandi, ia menceritakan tentang bagaimana harunya saat membaca surat perpisahan yang disampaikan Anies Baswedan.
Baginya, isi surat tersebut sangat luar biasa. Pertama kali dalam sejarah ada menteri yang dicopot dan kemudian menulis surat yang ditujukan kepada masyarakat. Surat ini menunjukan sebuah tanggung jawab, sikap ksatria dan kematangan emosional seorang pemimpin.
Walau hanya bertugas selama 20 bulan menurut Idris, Anies Baswedan telah berupaya menjadikan Kemendikbud sebagai pelayan guru secara optimal. Karena baginya, guru adalah sosok yang harus dimuliakan.
Artikel ini mendapat sebanyak 703Â reaksi, 35Â komentar dan 87Â share di Facebook.
#Peringkat 4
"Pemalakan" Masih Terjadi di Sekolah, Mengapa Menteri Diam Saja?
![Ilustrasi. Medansatu.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/09/medansatu-dot-com-riausky-5784fc3ef37e61f808e62afc-57a96c24b17a61430886ca91.jpg?t=o&v=555)
Salah satunya adalah salah satu SMP Negeri di Pamulang, Tangerang Selatan yang dikabarkan oleh Edo Media meminta siswanya membeli buku dengan menyetorkan uang senilai satu juta rupiah. Padahal uang buku ini sudah termasuk dalam anggaran BOS.
Modus seperti ini ternyata sudah biasa ditemukan. Bahkan Edo mencatat ada beberapa modus lain yang biasanya dilakukan sekolah untuk melakukan pemalakan, seperti memaksa siswa membeli buku pada penerbit tertentu, memaksa siswa membeli seragam sekolah yang tidak pokok, menggelar study tour dan permintaan sumbangan untuk sekolah.
Reportase Edo Media ini terbilang cukup populer di Facebook dengan raihan reaksi sebanyak 998Â reaksi, 274Â komentar dan 641Â share.
#Peringkat 3
Rakyat Jelata Minang Berbincang dengan Presiden
![Dok. Kompasianer Aznil ST](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/09/img-20160705-wa0057-1-1-577e2e5be422bd171db300b6-57a96c4bbb22bd230f136f12.jpg?t=o&v=555)
Kejadian ini berlangsung saat kunjungan Presiden ke Sumatera Barat. Pada awalnya, Aznil khawatir pertemuannya dengan Presiden ini akan batal karena pada pagi hari ada berita duka yaitu terjadinya pengeboman Polresta Surakarta. Namun ternyata Presiden tidak ingkar janji, sekitar pukul 09.00 pagi 10 orang termasuk Aznil diperkenankan bertemu dengan Presiden.