Kompasianer Awan Kumulus merasa jatuh cinta pada sosok Maman Suherman. Kata-kata yang dilontarkan Maman menurutnya begitu jelas, mudah dipahami dan sarat akan pengalaman hidup. Kalimat-kalimat manis pun terucap ringan namun menyentuh.
Bagi pembaca yang pertama kali membaca kutipan rimantis yang dikeluarkan seorang Maman Suherman, pasti tidak akan menyangka jika orang yang sama berhadapan dengan banyak korban kriminal di luar sana.
Maman Suherman memiliki ciri khas kepalanya yang gundul. Namun dari isi kepala yang gundul itu lahir kutipan dan kata-kata romantis yang tidak dapat dielakkan. Salah satu karyanya adalah novel Re: dengan kisah perpaduan keromantisan dan kriminal yang menakjubkan.
4. Dewi Lestari: “Pesona Ledakan Supernova”
Dee Lestari adalah pengarang yang menjadi idola Kompasianer Irvan Sjafari. Menurutnya, Dee Lestari memberikan pengaruh pada kehidupan Irvan melalui novel Supernova.
Setelah membaca novel ini, Irvan memutuskan bergabung dengan sebuah komunitas bernama Truedee dan hingga sekarang masih aktif dalam komunitas tersebut.
Komunitas ini menjadi sarana berdiskusi mengenai berbagai hal. Bahkan beberapa tulisannya di Kompasiana pernah diposting di milis grup Truedee dan menjadi bahan diskusi. Karena novel-novel karya Dee Lestari juga Irvan menjadi lebih aktif dalam diskusi-diskusi. Sosok Dee mengubah kegiatan-kegiatan Irvan di lingkungannya.
5. Merci Beaucoup, Monsieur Verne!
Ada banyak nama pengarang yang diidolakan oleh Ikhwanul. Salah satu yang menjadi favoritnya adalah Jules Verne. Novelnya yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia berjudul 20.000 Mili di Bawah Laut.
Pertama kali mengenal pengarang ini, kala itu Ikhwanul masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Ketika itu sebagai pekerjaan rumah, guru bahasa Indonesia menugaskannya menulis resensi novel dan novel inilah yang dibaca Ikhwanul.