Gagan mengatakan, pada hari pertama itu tidak begitu berat. Matahari tidak seterik di Indonesia. Dingin agak lembab, sedikit hujan dan matahari tidak tampak bersinar. Rasa haus yang biasanya menyerang saat puasa tidak begitu terasa. Rasa lapar juga tidak. Namun tentu saja suasana Ramadan di Jerman tidak sekental di Indonesia.
5. Berpuasa di Kutub Utara
Sementara itu di belahan bumi utara, durasi berpuasa di Kopenhagen, ibukota Denmark, adalah sekitar 19 jam, dimulai dari fajar pukul 02.30 hingga terbenamnya matahari pukul 21.50
Menurut Dhany Saputra itu karena waktu berbuka di Denmark adalah pukul 10 malam di mana mayoritas supermarket dan tempat makan sudah tutup beberapa jam sebelumnya, dan Isya’ dimulai menjelang pukul 12 malam.
Selama menjalankan puasa pun banyak sekali godaan. Godaan bukan lagi berupa rasa lapar dan haus atau melihat pegawai kantor di kursi sebelah minum air dengan nikmatnya dan makan buah untuk mengurangi dehidrasi musim panas.
Tapi godaannya adalah rusaknya siklus jam tidur dan keinginan untuk minum kopi demi menyamakan produktivitas dengan rekan kerja yang tidak berpuasa semua.
Dengan berpuasa, rusaklah siklus jam biologis dan kesehatan. Namun menurut Dhany, ia menjadi semakin paham bahwa puasa itu dilakukan bukan karena menyehatkan. Tapi karena takut akan neraka dan semata-mata menjalankan perintahNya.
-----------------------
Itulah beberapa cerita dari mereka yang menjalankan ibadah puasa di negeri orang. Cerita lainnya akan kami rangkum pada ulasan-ulasan berikutnya. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H