Ketiga, shalat tarawih. Untuk Shalat Tarawih, tidak dilaksanakan secara berjamaah di mesjid mesjid Iran, jadi jangan aneh, kalau anda berkunjung kesini di bulan Ramadhan, anda tidak akan bisa mendapati mesjid mesjid penuh sesak dengan jamaah sebagaimana di Indonesia, kecuali di dua tempat suci yaitu di Kota suci Qom dan Mashhad.
Keempat, budaya mudik. di Iran, sebagaimana di Indonesia ada juga budaya mudik, Tehran sebagaimana Jakarta, merupakan pusat kota penting tempat dimana orang orang daerah mengadu nasib. jadi wajar ketika ada moment moment penting yang mengharuskan kumpul bersama keluarga besar, mereka pulang kampung alias mudik.
3. Ramadhan di Luar Negeri: Catatan Seorang Mahasiswa
Beruntung sekali ia pernah menjalani ibadah puasa di dua negara yang berbeda, Swedia dan Selandia Baru. Ketika menetap di Swedia dari 2003 hingga 2005, ada cukup banyak masyarakat muslim di sana. Begitu juga dengan mahasiswa muslim.
Datang ke acara buka bersama adalah saat yang ditunggu-tunggu, apalagi bisa menggunakan istilah 'mahasiswa' dan 'anak kost' sebagai justifikasi untuk membungkus makanan begitu akan pulang.
Sebagai mahasiswa 'single' alias tanpa keluarga atau sanak famili, Nana dan rekan-rekannya dimanjakan oleh masyarakat dan teman- teman mahasiswa yang sudah berkeluarga. Mereka maklum jika para mahasiswa single ini datang dengan hanya membawa minuman sebagai buah tangan atau bahkan hanya sekadar membawa diri alias badan saja.
Berbeda dengan Indonesia, kondisi Ramadan di negara itu sangat sederhana. Makan dan minum secukupnya tanpa berlebihan seperti kebanyakan orang yang berbuka puasa di Indonesia.
Di sana lebih banyak ditekankan pendidikan pengetahuan agama. Namun kekuatan kebersamaan umat muslim di sana tidak kalah dengan Indonesia.
4. Rasanya Buka Puasa Hari Pertama Pukul 21.29 WJS (Waktu Jerman Selatan)
Gaganawati mengaku sangat dekat dengan masyarakat Turki di sana. Namun kebanyakan dari orang Turki yang ia kenal sudah banyak yang tidak kuat puasa lagi ketika hijrah lama ke Jerman. Jadi ketika Gagan ingin mengadakan acara buka bersama secara bergiliran, kebanyakan dari mereka menggelengkan kepala dan mengatakan, “Maaf, saya tidak berpuasa jadi tak perlu acara berbuka puasa.“
Di Jerman, ternyata waktu berpuasanya tergolong cukup lama. Pukul 21.29 matahari baru menghilang dan umat muslim baru bisa berbuka pada saat itu. Ini terjadi pada musim panas. Di musim lain, waktu berpuasa memang cenderung lebih pendek.